Purwakarta, daridesa.com – Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak akibat Pandemi Covid-19, sehingga diperlukan upaya pemulihan agar sektor pariwisata dapat kembali menjadi unggulan sebagai penggerak roda perekonomian masyarakat khususnya di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Hal inilah yang menjadi inisiatif para pemuda, aparat desa dan segenap masyarakat Desa Sumurugul Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah tersebut.
Tepat di hari Minggu (4/4/2021), dilangsungkan soft opening objek wisata baru yakni Ekowisata Kebo Burangrang. Konsep soft opening nya dibuat dengan konsep tradisi Munggahan yang biasa dilakukan oleh masyarakat sebagai ajang silaturahmi untuk menyambut bulan Ramadhan. Tentunya acara inipun berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat.

Pada acara kali ini turut dihadiri oleh Administratur KPH Bandung Utara Bpk.Usep Rustandi, Bupati Kabupaten Purwakarta yang diwakili oleh Asda Bpk. Drs. H. Syaifuddin, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta Bpk. H. Agus Hasan, Kepala Desa Sumurugul Bpk. Hamdan Mubarok, dan para tamu undangan lainnya serta masyarakat sekitar
Objek wisata yang mengusung tema edukasi alam ini diharapkan menjadi magnet baru pariwisata kabupaten Purwakarta.
Kades Sumurugul pun berharap masyarakat bisa turut serta menjaga hutan sebagai leluhur orang Sunda.
“Hutan adalah sebagai leluhur orang Sunda maka dari itu hutan perlu kita jaga dan dilindungi. Kedepannya bisa lebih lestari dan lebih ditingkatkan lagi karena ini sebagai wisata edukasi tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan”. Ucap Hamdan saat memberikan sambutan.
Ia pun berpesan agar masyarakat untuk tidak menjual sejengkal tanah yang dimiliki masyarakat Sumurugul, khususnya agar tidak jatuh ke tangan investor.
Diwilayah ini memiliki komoditas pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan bersama ekowisata, yaitu Gula Aren, Teh, sayur-mayur dan Palawija juga kedepannya akan dikembangkan juga komoditas kopi Sumurugul.
“Saya harap masyarakat bisa lebih sayang dengan ladang, sawah dan hutan. Karena ini akan menjadi daya tarik wisata alam yang akan menjadi penggerak roda ekonomi yang baik bagi masyarakat dan jangan sampai tanah di desa kita dijual dan dikuasai oleh investor”. Ujarnya.
Diakhir sambutannya Beliau menghaturkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang membantu mengembangkan objek wisata ini.
“Saya menghaturkan terima kasih banyak kepada para donatur, tim kreatif, LMDH serta seluruh stakeholder yang berperan dalam pengembangan ekowisata Kebo Burangrang ini”. Pungkasnya.
KPH Bandung Utara selaku pihak yang berwenang untuk melakukan pendampingan dalam pengelolaan ekowisata inipun akan terus melakukan pembinaan dan evaluasi dalam pengembangan ekowisata ini.
“Ada beberapa assessment yang harus diperhatikan dalam pengelolaan ekowisata ini yaitu assessment K3 karena ini merupakan aspek penting bagi keselamatan petugas dan pengunjung. Apalagi di masa pandemi covid19 ini harus ada HSE yang perlu kita perhatikan”. Ujar Usep Rustandi, administratur KPH Bandung Utara.
Usep pun menerangkan bahwa kawasan ini merupakan kawasan hutan lindung yang didominasi oleh pohon Pinus dan tidak boleh ada penebangan secara sembarangan.
“Kawasan ini termasuk hutan lindung namun dalam hutan lindung tapi boleh untuk dijadikan tempat ekowisata namun tetap ada pakem-pakem yang perlu diperhatikan seperti jangan menebang pohon secara sembarangan dan jangan merubah struktur alam yang ada di hutan tersebut”. Jelas Usep.
Usep pun mengapresiasi kinerja para stakeholder yang telah bekerja secara optimal dalam mengembangkan objek wisata ini.
“Dengan waktu yang sangat singkat saat beberapa Minggu kebelakang saya berkunjung kesini masih belum tertata rapi tapi dengan waktu yang cukup cepat sekarang sudah mulai rapih dan bagus”. Ucapnya.
Agus Hasan selaku Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Purwakarta berharap agar dilaksanakan pengelolaan fasilitas pendukung yang lebih baik lagi, agar ekowisata Kebo Burangrang ini dapat menjadi rujukan objek objek wisata baru di Purwakarta.
“Kami akan terus melakukan pembinaan agar wisata ini bisa menjadi pemantik semangat supaya pariwisata Purwakarta dapat kembali berjaya setelah dihadang pandemi covid19”. Ucap Agus
Bupati Purwakarta yang diwakili oleh Asda Bpk. Drs. H. Syaifuddin mengapresiasi LMDH dan seluruh masyarakat yang telah gotong royong dalam berinovasi.
“Ini menjadi kebanggaan bagi Pemda dan seluruh masyarakat Purwakarta karena posisi Purwakarta yang sangat strategis dan akan sangat menarik untuk dikunjungi serta banyak tempat wisata kedepannya akan kita bina dan kembangkan agar bisa lebih baik lagi”. Pungkasnya.
Acara pun ditutup dengan siraman rohani oleh tokoh ustadz setempat dan diakhiri makan bersama masyarakat dan para tamu undangan. (Farhan)
Berita dari desa | Membaca kampung halaman