Majalengka, daridesa.com – Dusun Cakrawati di Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, adalah salah satu kampung penghasil kopi.
Hampir 90% warga di sana adalah petani kopi. Salah satunya adalah Bapak Hadi (57) selaku tokoh petani kopi di desa lemahputih.
Dusun yang terletak di ujung Kabupaten Majalengka, perbatasan dengan kabupaten Sumedang, Bapak Hadi dan keluarganya memiliki beberapa kebun. Ia sendiri mengaku sudah beberapa tahun ini menekuni dunia kopi. Tepatnya sejak 2016, ia mulai dengan maksimal memasarkan biji kopi miliknya dengan merk Kopi Cakra sesuai dengan pemesanan dari para pelaku usaha caffe dan kedai kopi.
Hadi sendiri mengaku sebagai satu-satunya warga yang sudah menjalankan budidaya kopi secara maksimal. Akan tetapi dengan yang memahami kopi bapak Hadi mengamalkan ilmu dan pengalamannya kepada para pemuda yang ada di Dusun Cakrawati
Ia dan kelompok tani kopi memetik dan memproses biji kopi dari kebunnya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) di industri kopi.
“Di tempat saya itu 90 persen petani kopi mereka punya kebun sendiri dan ada yang tergabung di kelompok tani kopi Cakra, sesuai dengan memberikan edukasi bagaimana caranya memetik Kopi secara SOP.” Ujur Hadi kepada daridesa.com
Sambung Hadi, Kalau di tempat saya berbeda. Saya proses dengan SOP yang ada. Misal kalau natural harus biji merah. Itu yang membuat kopi saya bisa ke mana-mana dan menjadi bumbu Kopi.
Hal itu disebabkan salah satunya karena pengelolaan kebun yang masih dikelola oleh masing-masing individu warga.
Selain itu, kata Hadi, para petani lainnya yang tidak masuk kepada kelompok tani kopi juga masih menjual biji kopi ke pasar melalui tengkulak.
“Saya sudah punya langganan tetap. Saya menjaga kualitas karena kebutuhan disana (pembeli, red),” tegas Hadi
Awal mula kan saya menjual green bean yang masih mentah. Terus banyak juga ternyata yang pesan biji kopi cakra, akan tetapi saya sendiri belum bisa menjualnya kopi yang sudah di Rosting karena masih manual dan masih kurang lengkap alat alat kopi itu sendiri seperti, Alat Rosting/alat penggiling kopi, Coffee Roaster, Syphon dan lain sebagainya. tutur Hadi.
Nama “Cakra” sendiri ia ambil dari nama Dusun Cakrawati yang ada di bawah kaki gunung Cakrabuana dalam ketinggian 1721mdpl.
Hadi selalu mengingatkan kepada para Kelompok Tani maupun para pemuda yang ada di dusun Cakrawati untuk bisa menjaga alam dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di Dusun Cakrawati, Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih ,Kabupaten Majalengka, Jawa barat.
“Mudah-mudahan dari pihak aparatur pemerintah dan yang lainnya bisa bekerjasama untuk meningkatkan ciri Khas terutama Khas Kopi Cakra yang berada di Dusun Cakrawati ini.” Jelasnya.
Ditempat yang sama, Syarif salaku patriot Desa setempat menuturkan, “Kelompok tani disini selalu dibimbing dalam pengelolaan Kopi Cakra oleh bapak Hadi selaku ketua Kelompok Tani Kopi Cakra.”.
Semoga potensi ini bisa terus di lestarikan dan di kembangkan, karena akan memiliki penumbuhan ekonomi yang baik bagi masyarakat setempat. Ujar Syarif. (Red)
Berita dari desa | Membaca kampung halaman