Banyumas, daridesa.com – Desa Wisata Karangkemiri terletak di Desa Karangkemiri, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Terletak hanya 350-500 meter di atas permukaan laut, merupakan kawasan subur untuk tanaman pertanian. Hasil panen Desa Karangkemiri sangat beragam. Selain nasi yang menjadi makanan pokok, buah-buahan seperti pisang juga banyak dibudidayakan.
Dilansir dari Kolom Desa Desa Karangkemiri mempunyai hasil pertanian yang melimpah dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Warga Desa Karangkemiri sehari-harinya menghabiskan waktunya dengan bertani, mulai dari menyiapkan lokasi tanam hingga memanen. Sektor pertanian sekaligus potensi wisata desa Karangkemiru menjadi aset utama. Berbagai tempat wisata di Desa Karangkemiri dikelola oleh warga Karangkemiri di bawah naungan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bersahaja. Berkat potensi wisata yang dimiliki Desa Karangkemiri, desa yang tergolong desa mandiri ini telah mendapat Peraturan Desa Wisata dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas sejak tahun 2020.
“Kami berharap ke depannya Desa Wisata Karangkemiri semakin dikenal oleh masyarakat luas, menjadi desa wisata unggulan, dan selalu ada pengembangan destinasi dari yang sudah ada,” ucap Direktur BUM Desa Karangkemiri, Nikita Ari Kartini pada Sabtu (23/03).
Ada wisata edukasi, candi buatan, dan pemandangan Gunung Slamet. Kawasan wisata edukasi keluar dan candi buatan Desa Wisata Karangkemiri memiliki luas 5.600 meter persegi. Karena areanya yang relatif luas, bisa menampung hingga 900 orang sekaligus. Selain itu wisatawan juga bisa menikmati keindahan Gunung Slamet. Wisatawan bisa merekam keseruan bermain di luar negeri, mengagumi bangunan candi buatan, sekaligus menikmati pemandangan Gunung Slamet.
Ada tujuan budaya dan peninggalan leluhur. Selain wisata alam, Desa Wisata Karangkemiri juga menawarkan destinasi budaya. Spot budaya yang terkenal di Desa Wisata Karangkemiri adalah Sadranan, Sedekah di Bumi, dan atraksi seni. Ketiga pertunjukan budaya ini juga dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung. Sadranan atau Nyadran adalah kegiatan berziarah ke makam leluhur. Kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan sebagian besar warga Desa Karangkemiri melakukannya pada dua hari menjelang bulan Ramadhan.
”Ke depannya harapan kami yaitu bisa selalu melestarikan budaya maupun seni di Desa Kami sebagai daya tarik wisata sehingga masyarakat luar bisa mengetahui Budaya yang sudah menjadi Tradisi di Desa Wisata Karangkemiri,” tutur Nikita Ari Kartini.
Desa Wisata Karangkemiri buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Pihak pemerintah tetap memperbolehkan wisatawan yang ingin melakukan aktivitas wisata hingga larut malam, terutama untuk menikmati pemandangan di sekitar Desa Karangkemiri.
Harga tiket jalan-jalan ke daerah terpencil dan pura di desa wisata Karangkemiri bisa dibilang cukup terjangkau.
Pihak pengelola hanya mengenakan tarif sebesar Rp 10.000 saja.
Sejalan dengan peningkatan jumlah pengunjung, pendapatan Desa Wisata Karangkemiri juga semakin meningkat setiap tahunnya. Nikita Ali Kartini mengatakan pada tahun 2020 keuntungan dari sektor pariwisata mencapai Rp 10 juta.
Pendapatan Desa Wisata Karangkemiri ditargetkan meningkat lebih dari 100% pada tahun 2021. Nikita Ali Kartini mengatakan, keuntungan desa dari sektor pariwisata sebesar Rp 118 juta.
Desa Wisata Karangkemiri kembali meraih penjualan tinggi pada tahun 2022 dan 2023. Nikita Ali Kartini mengatakan, total keuntungan pada tahun 2022 mencapai Rp 386 juta, dan omzet Desa Wisata Karangkemiri mencapai Rp 432 juta pada tahun 2023.
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman