Jurnal Warga, daridesa.com – Judul: Kisah Cinta Soekarno. Penulis: Octavia Pramono. Penerbit: Araska, Yogyakarta. Tahun: Cetakan I, Mei 2018. Halaman: 208.
Kebahagiaan dan konflik batin sang proklamator. Memperbincangkan Soekarno, selalu saja menarik dan banyak sisi yang bisa dikupas. Energi yang tersedia untuk memperbincangkan tokoh bangsa yang satu ini, seolah-olah tidak pernah menyurut. Sungguh tak dapat diingkari, Soekarno adalah Soekarno. Meskipun tahun berganti dan masa berlalri. Perbincangan tentang Soekarno cenderung mengabadi. Segala kenangan tentangnya tak serta-merta melayang hilang tertiup angin masa lalu.
Memang, tak semua perbincangan tentang Soekarno merupakan perbincangan yang melulu baik. Ada banyak pula, perbincangan-perbincangan sumbanng dan kontra; entah terkait dengan posisi Soekarno sebagai tokoh bangsa maupun terkait jumlah perempuan yang pernah dinikahinya.
Sejarah menunjukan dengan jelas bahwa Soekarno memang pecinta wanita. Dalam suatu kesempatan wawancara, Soekarno bahkan mempersilahkan khalayak untuk memandang dirinya secara komplet sebagai manusia. Yakni manusia biasa yang seutuh-utuhnya manusia. Lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Jadi, tidak hanya menilai dirinya dari satu sisi; sisi baiknya saja atau sisi buruknya saja.
Buku ini menyajikan kisah cinta Soekarno, sang flamboyan, yang masih belum terkuak di masyarakat. Dengan penggalian yang cermat, seksama, objektif, buku ini menyajikan konflik batin Soekarno sebagai seorang pecinta, juga disajikan sisi-sisi kebahagiaan sebagai sang pecinta para wanita.
Pada buku ini terdapat sepuluh bagian diantaranya; Ditakdirkan untuk menjadi sesuatu, Pria bergelimang cinta dan berhati penuh cinta, Menjadi pribumi superior melalui cinta para noni,Bukan buaya darat bukan play boy, Sekali memikat sesudah itu menjerat, tentang para istri Soekarno, dia bersedia menanggung konsekuensi cintanya, Konflik batin dan kebahagiaan Soekarno, diantara Sarinah dan poligaminya, Sekelumit tentang poligami Soekarno.
Ada saatnya dalam hidupmu engkau ingin sendiri saja. Bersama angin, menceritakan seluruh rahasia lalu meneteskan air mata (Soekarno). Soekarno banyak dipuja dan dipuji. Namun disisi yang bersebrangan, beliau juga banyak menerima kritikan dan caci maki. Banyak orang yang menaruh hormat kepada Soekarno. Tapi tak terelakkan, ada juga yang bersikap sinis dan senantiasa mencercanya. Soekarno memang terlahir menjadi “sesuatu.” Sejak ahir hingga kereta ajal menjemput, bukannkah selalu ada hal-hal yang patut dikisahkan tentangnya? Mulai dari hal-hal yang serius dan idealis, hingga hal-hal yang enteng berisi, terlebih hal-hal yang berkaitan dengan cerita cintanya.
Apabila hal itu kita nilai salah, jangan kita tiru. Sebaliknya, apabila kita menganggapnya sah-sah saja, jangan menyalahkan orang yang menganggap beliau salah. Toh, masing-masing kita tidak tahu, bagaimana sesungguhnya Soekarno di mata-Nya. Halaman 203.
Dari buku ini mengajak kita untuk memandang sesuatu dengan komplet. Tidak hanya dari satu sisi, baik itu sisi baik maupun sisi buruknya. Karena layaknya seorang manusia biasa yang selalu terperangkap diantara dua sisi.
Penulis: Fahrullah