Batang, daridesa.com – Aktivis muda Slamet Nurohim menyoroti banyaknya kekerasan seksual di Kabupaten Batang akhir-akhir ini terjadi didalam institusi pendidikan formal maupun non formal, yang seharusnya menjadi tempat yang aman belajar dan sekaligus melindungi muridnya.
“Kalau lembaga pendidikan sudah tidak aman, lalu dimana lagi tempat belajar yang aman,”ungkapnya kepada daridesa.com, Sabtu (15/4/23).
Slamet yang juga berprofesi sebagai pengajar di Madrasah Tsanawiyah (MTS) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Pecalungan, Batang itu menegaskan hal kekerasan seksual tidak boleh dibiarkan terus menerus, karena sangat mencoreng nama baik institusi pendidikan.
“Langkah pencegahan harus lebih diutamakan, jangan karena pelaku sudah dijatuhi hukuman lalu kita diam saja,” jelasnya.
Ia mengajak kepada seluruh elemen lembaga pendidikan, pemerintah sampai elemen masyarakat untuk intropeksi dan bebenah bersama terkait langkah masif untuk pencegahan kejadian pelecehan maupun kekerasan seksual.
“Kita harus sadar daerah kita Batang sedang tidak baik-baik saja, ini bukan aib, akan tetapi ini sebagai teguran kita semua,”terangnya.
Menurutnya, banyak lembaga pendidikan bahkan pemerintah merasa lepas tangan begitu saja setelah pelaku sudah dijatuhi hukuman. Solusi yang masif untuk pencegahan maupun pendampingan tidak dipikirkan.
“Apalagi saya melihat beberapa pemegang kebijakan malah lebih fokus pada hukuman pelaku,”katanya .
Catatan kasus kekerasan seksual di Batang terhadap anak dalam institusi pendidikan harus segera direspon dengan tindakan nyata untuk mencegah aksi kekerasan terjadi, karena anak adalah masa depan bangsa ini.
“Kalau tidak ada pencegahan yang serius, masyarakat tidak lagi memercayai institusi pendidikan sebagai tempat yang aman untuk anak-anaknya belajar,” pungkasnya.
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman