• Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi
  • Iklan
  • Login
Daridesa.com
Advertisement
  • Berita Desa
    • Budaya
    • Kuliner
    • Pertanian
    • Ekonomi
    • Pariwisata
  • Berita Nasional
    • Olahraga
    • Politik & Hukum
    • Bisnis
    • Teknologi
  • Pesantren
  • Sosok
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Gadget
    • Otomotif
  • Jurnal Warga
  • Daridesa TV
No Result
View All Result
  • Berita Desa
    • Budaya
    • Kuliner
    • Pertanian
    • Ekonomi
    • Pariwisata
  • Berita Nasional
    • Olahraga
    • Politik & Hukum
    • Bisnis
    • Teknologi
  • Pesantren
  • Sosok
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Gadget
    • Otomotif
  • Jurnal Warga
  • Daridesa TV
No Result
View All Result
Daridesa.com
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup

Membaca Keadaan Melalui Perpustakaan Jalanan

Redaksi by Redaksi
February 14, 2022
A A
Membaca Keadaan Melalui Perpustakaan Jalanan

Penulis: Fahrul, adalah Pendiri Perpustakaan Jalanan “Baca Kami”, pegiat literasi, organisasi dan komunitas.

491
SHARES
1.5k
VIEWS

Jurnal Warga, Daridesa.com – Keadaan literasi di negeri kami sangat memprihatinkan. United Nations Educations, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) 2012 menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua terbawah literasi dunia. Hanya 0,001% yang berarti dari 1.000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca.

Penyebab dan Solusi Rendahnya Minat Baca

Baca yang lainnya

Pengamanan Waisak, Vihara Budhi Asih Dijaga Ketat Polres Purwakarta

Pengamanan Waisak, Vihara Budhi Asih Dijaga Ketat Polres Purwakarta

May 16, 2022
Kami (Bukan) Generasi Bacot

Kami (Bukan) Generasi Bacot

May 15, 2022

Rendahnya minat baca masyarakat sangat mempengaruhi kualitas suatu bangsa. Sebab dengan minat baca yang rendah, pengetahuan masyarakat di negara tersebut juga rendah sehingga tidak bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia. Kemajuan suatu bangsa berbanding lurus dengan unggulnya sumber daya manusia di negara tersebut. Salah satu upaya meningkatkan keunggulan tersebut dengan menumbuhkan budaya baca sebagai kebutuhan sehari-hari sebagai upaya melengkapi kemampuan dasar literasi.

Kenapa minat baca masyarakat masih rendah? Pertama, kurangnya kebiasaan atau budaya membaca sejak dini. Anak selalu mengikuti kebiasaan para orangtua. Peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya nampak tak maksimal dilakukan. Namun bagaimana dengan perempuan yang jangankan wajib belajar 9 tahun, jika sekolah dasar saja tidak lulus? Apakah harus menyalahkan perempuan? Tentu tidak, karena bisa saja dulunya sekolah itu mahal, karena faktor ekonomi keluarga tersebut tak mampu mengakses pendidikan.

ADVERTISEMENT

Kedua, akses dan fasilitas pendidikan belum merata. Sudah sering kami membaca dan mendengar berita mengenai banyak anak yang putus sekolah, kegiatan belajar mengajar tidak mendukung, dan panjang juga rumitnya rantai birokrasi dalam dunia pendidikan. Selain itu masyarakat harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli buku yang diminatinya dan hal-hal tersebut yang menghambat literasi di negeri ini.

Lalu solusi apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi rendahnya minat baca? Untuk faktor pertama harus ditumbuhkannya paradigma membaca sebagai sebuah kebiasaan. Caranya dengan menanamkan kebiasaan membaca sejak dini. Seperti halnya makan dan minum yang merupakan kebutuhan pokok, maka harus ditumbuhkan kebutuhan membaca. Jika tidak makan dan minum akan terasa lapar, seharusnya jika belum membaca juga akan terasa ada sesuatu yang kurang. Contoh kecilnya dalam keluarga para orangtua membacakan sebuah buku atau cerita biasanya dilakukan sebelum tidur. Karena dari hal kecil semacam ini menjadikan sebuah karakter yang kuat bagi anaknya nanti.

Untuk mengatasi factor kedua tentang terbatasnya akses dan fasilitas perlu kerjasama dari banyak pihak. Dari pihak pemerintah pusat penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dengan memberikan perhatian lebih besar pada daerah tertinggal dan terluar. Dari pihak pemerintah daerah melakukan program pelatihan dan pendampingan perpustakaan untuk sekolah-sekolah dengan didampingi dengan tenaga ahli. Sedangkan dari pihak sekolah yaitu dengan terus meningkatkan kesadaran pentingnya pendidikan kepada masyarakat sehingga akses dan fasilitas yang diberikan bisa dimanfaatkan dengan baik. Alangkah baiknya bagi para orang bersama-sama memberikan buku secara gratis kepada masyarakat, sebab bisa saja faktor ketertinggalan karena kekurangan buku.

 

Perpustakaan Jalanan “Baca Kami”

Lenang Manggala, pendiri Gerakan Menulis Buku (GMB-Indonesia) yang telah membantu lebih dari 200.000 akademisi untuk menulis dan menerbitkan buku, menyatakan, “Penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri.” Terinspirasi dengan kutipan tersebut dan selaras dengan keresahan akan kondisi literasi di Indonesia, kami menginisiasi lahirnya Perpustakaan Jalanan “Baca Kami” yang bergerak di bidang pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan literasi.

Mengusung slogan ”Kami Perlu Dibaca”. Slogan tersebut sederhana namun sedikit menusuk. Karena umumnya orang mempunyai jiwa menimbun. Misalnya saat sebuah buku sedang menjadi trending topic, banyak orang berlomba-lomba membeli buku tersebut. Juga ketika sedang ada pameran buku murah, kebanyakan pengunjung memborong buku-buku.

Akan tetapi apakah semua buku tersebut dibaca pemiliknya? Seringkali sebagian buku hanya menjadi tumpukan sampah yang semakin lama semakin usang. Padahal sejatinya membeli buku tanpa membacanya adalah sama seperti membeli buah-buahan lalu membiarkannya membusuk. Buku juga bisa ‘membusuk’ dalam arti lama tak terjamah, usang, berdebu, dan bisa rusak dimakan rayap. Meskipun demikian niat membeli buku sudah baik dan perlu disyukuri, tinggal meningkatkan minat baca dan memanfaatkan buku tersebut.

Gerakan “Baca Kami” bermula dari keinginan untuk berbagi buku-buku yang beberapa di antaranya merupakan koleksi pribadi, dengan catatan mesti dibaca di tempat. Ketidakegoisan menyimpan ilmu, pengetahuan dan pengalaman, yang ada dalam buku tersebut untuk sendiri. Keinginan berbagi dengan menyediakan lapak baca gratis untuk membaca buku bersama-sama, dan sharing hal-hal kecil.

Apa yang dilakukan tentu tidak menyelesaikan masalah literasi di Indonesia. Setidaknya belajar mengambil peran dengan melibatkan diri dalam proses menumbuhkan minat baca di seluruh lapisan masyarakat. Membaca keadaan harus segera dilakukan.

Setidaknya situasi yang terbaca lebih jujur dalam segala ketidakmampuan mampu melahirkan berbagai kreativitas baru. Tetap semangat meski dalam keterbatasan.

 

Penulis: Fahrul, adalah Pendiri Perpustakaan Jalanan “Baca Kami”, pegiat literasi, organisasi dan komunitas.

Tags: literasiperpus jalananPerpustakaan
Share196Tweet123Share34ShareSendSend

Related Posts

Pengamanan Waisak, Vihara Budhi Asih Dijaga Ketat Polres Purwakarta

Pengamanan Waisak, Vihara Budhi Asih Dijaga Ketat Polres Purwakarta

by Fahrullah
May 16, 2022
0

Purwakarta, daridesa.com - Pengamanan Hari Raya Waisak 2566 Tahun 2022 di Kabupaten Purwakarta, sejumlah personil Polres Purwakarta melakukan pengecekan dan...

Kami (Bukan) Generasi Bacot

Kami (Bukan) Generasi Bacot

by Fahrullah
May 15, 2022
0

Jurnal Warga, daridesa.com - Judul: Kami (Bukan) Generasi Bacot Penulis: J.S. Khairen Ukuran: 14 x 20 cm Penerbit: Bukune Cetakan:...

Menteri Desa, Analogi Proses PNS dan Masuk Surga

Menteri Desa, Analogi Proses PNS dan Masuk Surga

by Fahrullah
May 15, 2022
0

Jakarta, daridesa.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar pun mengibaratkan proses menjadi PNS...

Next Post
Komunitas Ekraf dan Pegiat Wisata Purwakarta, Deklarasi Gus Muhaimin Presiden 2024 Dibawah Kaki Gunung Parang

Komunitas Ekraf dan Pegiat Wisata Purwakarta, Deklarasi Gus Muhaimin Presiden 2024 Dibawah Kaki Gunung Parang

INSTAGRAM

  • Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Purwakarta berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Purwakarta, Senin (11/4/2022).

Dalam aksinya, para mahasiswa meminta DPRD Kabupaten Purwakarta agar menolak wacana tiga periode dan penundaan pemilu 2024, serta menolak kenaikan harga BBM dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Warseno menemui massa bahwa pemerintah pusat akan tetap menggelar Pemilihan Umum & Pemilihan Presiden pada tahun 2024.

📷 Achmad Arvian N

#aksi
#aksimahasiswa #aliansibempurwakarta
#daridesa
#beritadaridesa 
#banggadaridesa
  • Selamat memperingati Isra Miraj Rasulullah SAW 1443 H 

Mari perbanyak ibadah dan amal baik.

#isramiraj 
#beritadaridesa
#banggadaridesa
  • Selamat Hari Pers Nasional 2022

#hpn2022 
#pers 
#jurnalistik
#daridesa
#beritadaridesa
#banggadaridesa
  • Perayaan Imlek di Vihara Budi Asih Purwakarta Berlangsung Secara Khidmat

Walaupun ditengah pandemi covid-19 yang belum usai, Klenteng Shen Tee Bio atau Vihara Budi Asih Purwakarta merayakan Hari Raya Imlek dengan sederhana namun penuh makna. 

Ulasan Lengkapnya, Klik link dibio !!

#daridesa 
#beritadaridesa 
#banggadaridesa
  • KMBS Batang Perkuat Ekonomi Desa Mojotengah dengan Pelatihan Budidaya Kopi

Sebagai Mahasiswa yang memiliki peran mengabdi kepada masyarakat, Keluarga Mahasiswa Batang Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang (KMBS) mengadakan Gerakan Pendidikan Desa (GPD) jilid  11 yang bertempat di Desa Mojotengah, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada (28-30/01/2022)

Ulasan Lengkapnya, Klik link dibio !!

#daridesa
#beritadaridesa
#banggadaridesa
  • 🏮 Selamat Tahun Baru Imlek 2022 🏮

#daridesa 
#beritadaridesa 
#banggadaridesa
  • Selamat hari lahir ke-96 Tahun Nahdlatul Ulama.

@nahdlatululama 

#daridesa #desa #banggadaridesa
  • Gerakan Gope Ajak Anak Yatim Piatu Belanja ke Supermarket di Kecamatan Majalaya.

Senyum ceria terpancar dari wajah anak-anak yatim di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Pasalnya, mereka diajak berbelanja ke Supermarket Swalayan yang ada di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Pada Minggu (30/01/2022).

Gerakan Gope merupakan inisiatornya, Komunitas yang bergerak di bidang sosial ini, sengaja membuat agenda yang tidak seperti biasanya.

Ulasan Lengkapnya, Klik link dibio !! 

#daridesa
#beritadaridesa
#banggadaridesa
  • Inilah Beberapa Rumah Suku Sunda Yang Unik dan Tahan Gempa.

Beberap Rumah 
Di antara banyaknya rumah adat yang ada di Indonesia, rumah adat masyarakat suku sunda menjadi rumah adat yang penuh dengan pesona. Bukan hanya karena bangunannya yang unik, melainkan juga makna dan fungsi yang terkandung di bangunan tersebut. 

Ulasan Lengkapnya, Klik link dibio !!

#daridesa
#beritadaridesa
#banggadaridesa
Daridesa.com

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi
  • Iklan

Copyright © 2022 Daridesa.com

No Result
View All Result
  • Berita Desa
    • Budaya
    • Kuliner
    • Pertanian
    • Ekonomi
    • Pariwisata
  • Berita Nasional
    • Olahraga
    • Politik & Hukum
    • Bisnis
    • Teknologi
  • Pesantren
  • Sosok
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Gadget
    • Otomotif
  • Jurnal Warga
  • Daridesa TV

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist