Bandung, Daridesa.com – Muhammad Hadid Trimahardika Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Fakultas Desain Komunikasi Visual (Dkv) 2013. Pria disapa Dika ini lahir di Bandung 30 Januari 1995, dia seorang Seniman yang berkarya di bidang musik ethnic
Dika Trimahardika Sejak duduk di bangku Sekolah dasar sudah bisa memainkan alat musik, lalu aktif terlibat dalam komunitas dan ekstrakurikuler musik. Sebelum ia berkarya dalam bidak musik ethnic, pernah bekerja sebagai video editor dan motion grapher di sbuah startup di Jakarta. Dia pun mendirikan sebuah grup musik ethnic yang diberi namakan “Dici Etchnic.”
“ Saya Awalnya mulai main musik itu dari Sd (Sekolah Dasar) sekitar tahun 2004, Jadi cukup lumayan lama menyukai musik dan memainkan alat musik”. Kata Dika pada Rabu (26/8).
Ia mengatakan bahwa gemar sekali memainkan alat musik tradisional seperti Kecapi, Gamelan, Gong, & Angklung. Dan alat musik seperti Gitar, Bass, Pioano, Drum pun sudah belajar sejak kecil. “Menyukai bahkan sampai memainkan alat musik sudah dari dulu sejak kecil, salah satunya sih Angklung”
Sejauh ini alat musik angklung mempunyai karakter tersendiri dengan alat musik lain dalam artian suaranya masih sangat unik dibandingkan sama instrument music lainnya. Angklung kini menjadi bagian utama di musik tradisional, bahkan sekarang harganya cukup lumayan mahal untuk di perjual belikan.
“Cuman misalkan kita compare antara kecapi dengan gitar sebenarnya kurang lebih mempunyai kesamaan sama-sama memakai senar, tetapi sejauh ini angklung belum bisa dikomparasikan dengan alat music dari negara lainnya, lalu angklung itu lumayan unik belum ada yang bisa menyamakan nadanya”. Ucap Dika
Alat Musik Tradisional termasuk angklung kini sudah memasuki trend di massa sekarang, walaupun masih ada di kalangan anak muda yang tidak menyukainya. Maka dari itu dika mengharapkan untuk bisa menyukai alat musik ini, menuju Indonesia maju di dunia permusikan tradisional.
”Banyak-banyak berkaryalah kalau kalian suka musik dan bikinlah sesuai yang kalian mampu. Kalau misalkan mampu bikin sendiri yaah bikin sendiri. Kedepannya saya akan memperbanyak karya saya sendiri. Mudah-mudahan anak-anak udah mulai pada melek alat music tradisonal itu keren juga kalau kalian mencobanya lebih dalam, gak kalah serunya dibandingkan dengan alat modern”
“Angklung gimana pun mau tetap trend kah atau tiba-tiba menghilang, tapi amit-amitlah jangan menghilang trend angklung ini, dan juga saya tetap menyukai angklung karena hobi”
Disaat Pandemi Covid-19 Dika mengaku melakukan karya dari rumah, bahkan ada kendala saat ia mulai membuat project di saat ini. Tapi tetap berusaha biar maksmial hasilnya karyanya. Lalu beberapa panggilan panggungpun kini mulai sedikit diundur sampai jadwal yang belum di sampaikan lagi.
“kini apa lagi sedang kondisi begini ya semua project panggung di undur entah tanggal berapa, tapi konfirmasi terakhur Bulan Juli atau awal Agustus. Dibilang ada kendala ?, ya ga semuanya cuman kalo ada alat yang ga ada di studio, jadi ambil dul.” Tuturnya
Dika tersebut ingin sekali duet bersama Alffy Rev, sampai-sampai ia coverkan melalui Youtube channelnya Alffy Rev – Till We Meet Again (Angklung Cover) dan di Post di Instagram nya. Lalu akhirnya di comment oleh Alfy, bahkan karya yang coverkan lagu sedang trending sekarang Weird Genius – Lathi (ft. Sara Fajira). Lalu Wg (Weird Genius) memberikan komentar dengan hasilnya dika.
“Wah saya ingin sekali, aku selalu ngaminin sih kalau ada orang comment duet dong sama Alfi dan Weird Geunius , aku sih pengen banget, apabila berduet dengan orang-orang yang sudah besar karir dalam dunia music. Suatu saat hal ini bisa tercapaikan”. Tutupnya.
Musik kini menjadi kesukaan masyarakat Indonesia, apapun jenisnya jika hasilnya bagus, mungkin khalayak akan nerima dengan baik. Kini Industri Musik mulai merubah dengan unik dan mencampurakan alat musik lainnya (Achmad/Gabriel)
Berita dari desa – Membaca kampung halaman