Kini Bumi dan Bulan Sering Ditimpa Asteroid

Kini Bumi dan Bulan Sering Ditimpa Asteroid

Daridesa.com | Jakarta – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa intensitas asteroid yang menimpa Bumi meningkat tiga kali lipat sejak dinosaurus menginjakkan kakinya di Planet Biru ini. Lebih lanjut, para peneliti menyebut bahwa serangan asteroidterhadap Bumi dan Bulan tumbuh drastis dalam kurun waktu 290 tahun terakhir.

Sebelum periode waktu tersebut, planet ini hanya menderita tabrakan asteroid sekali setiap 3 juta tahun. Setelahnya, intensitasnya naik menjadi hampir 1 juta tahun sekali. Angka tersebut diperoleh berdasarkan jumlah tumbukkan yang meninggalkan bekas kawah paling tidak selebar 10 km.

Temuan ini pun menunjukkan bahwa dinosaurus mungkin kurang beruntung karena mulai berevolusi sejak 240 juta tahun lalu, tak lama setelah kemungkinan Bumi tertimpa asteroid meningkat. Benar saja memang, jatuhnya benda angkasa itu jadi salah satu penyebab mereka punah 66 juta tahun lalu.

Kalau itu yang terjadi di Bumi, bagaimana dengan Bulan. Penelitian menunjukkan bahwa dari 95 serangan asteroid yang menyebabkan kawah besar di permukaan Bulan yang terjadi dalam rentang miliaran tahun belakangan, 50 di antaranya terjadi dalam kurun waktu 290 juta tahun terakhir.

Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Science, para peneliti menjelaskan bahwa Bumi dan Bulan diserang asteroid dengan frekuensi yang hampir sama. Bedanya, kawah yang muncul sebagai dampak tumbukkan tersebut cenderung hilang di Bumi akibat erosi dan pergeseran lempeng benua. Sedangkan di Bulan yang secara geologis tidak aktif, kawahnya lebih mudah diselidiki.

Mereka menggunakan gambar dari Lunar Reconnaissace Orbiter milik NASA untuk mempelajari debu dan batuan yang berada di sekitar kawah di Bulan. Dari situ, para ilmuwan bisa memperkirakan kapan kawah itu terbentuk, sebagaimana detikINET kutip dari The Guardian, Sabtu (19/1/2018).

“Ketika ada kawah yang masih baru, maka akan ada banyak batuan besar yang berada di sekitar kawah, tapi seiring waktu berjalan mereka terus dibombardir oleh mikrometeorit kecil dan mengubahnya menjadi regolith Bulan,” ujar Sara Mazrouei, ilmuwan dari Toronto, Kanada, sekaligus salah satu penulis laporan penelitian tersebut

Sedangkan di Bumi, para peneliti kesulitan dalam mencari kawah hasil tumbukkan asteroid yang usianya lebih tua dari 650 juta tahun. Ditengarai, hal ini lantaran kawah-kawah tersebut sudah terkikis ketika fenomena Snowball Earth, atau Bumi Bola Salju, berlangsung sekitar 650 juta tahun lalu, yang membuat planet ini diselimuti oleh es. (Sumber: Detik.com)

Tagged with:
Duniakabar
ARTIKEL TERKAIT
Farewell PPL Mahasiswa STAI Muttaqien: Perdana di Purwakarta, Dikemas Megah

Farewell PPL Mahasiswa STAI Muttaqien: Perdana di Purwakarta, Dikemas Megah

Komite Ekraf Purwakarta Konsisten Bangun Masyarakat Cakap Digital melalui Pelatihan AI & Digital

Komite Ekraf Purwakarta Konsisten Bangun Masyarakat Cakap Digital melalui Pelatihan AI & Digital

Kang Rajiv dan Wakil Ketua MPR RI Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Bandung: Mengajak elemen Mahasiwa Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan

Kang Rajiv dan Wakil Ketua MPR RI Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Bandung: Mengajak elemen Mahasiwa Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan

Siti Maesaroh, Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Siti Maesaroh, Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Siti Maesaroh Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Siti Maesaroh Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Solusi Konkret Pangan Bergizi, GENPI Jawa Barat luncurkan Program Budidaya Jamur Modern di Purwakarta

Solusi Konkret Pangan Bergizi, GENPI Jawa Barat luncurkan Program Budidaya Jamur Modern di Purwakarta