Daridesa.com | Sosok – Isu gender terutama kekerasan terhadap perempuan nampaknya masih awam di kalangan masyarakat. Hal inilah yang dinilai perlu oleh seorang peremuan bernama Yayu Nurhasanah hingga mendirikan sebuah komunitas sosial bernama ‘Swara Saudari’.
Yayu Nurhasanah atau gemar di sapa Owyay ini berdomisili dari Desa Babakan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Perempuan kelahiran 2 Mei 1997 ini, juga masih berstatus Mahasiswa aktif di STAI DR. Khez Muttaqien Purwakarta.
Swara Saurdari adalah sebuah kolektif sederhana yang lahir dari acara Festival Perempuan Purwakarta yang ke-1 pada bulan Maret 2018 yang digelar oleh Komunitas Pena dan Lenda. Kolektif ini lahir atas keresahan isu-isu ketimpangan gender khususnya kekerasan perempuan yang ada di Purwakarta.
Beberapa kasus yang memicu lahirnya komunitas ini adalah saat ada kasus pemerkosaan anak yang dilakukan oleh ayahnya di suatu daerah di Purwakarta, juga praktek pernikahan anak dibawah umur yang masih dilakukan di beberapa daerah di Purwakarta.
Tujuannya adalah membuka ruang diskusi bagi siapa saja khususnya Urang Purwakarta tentang isu-isu kekerasan dan pelecehan seksual, menjadi teman aman dan nyaman bagi para penyintas, dan kerja-kerja kemanusiaan lain yang sekiranya kami mampu.
Berbagai kegiatan terkait isu gender dan perempuan pun rutin dilakukan, seperti: kajian-kajian internal (gender, seksualitas, feminisme dan filsafat), seminar, bedah film, bedah buku hingga Festival Perempuan Purwakarta.
Festival Perempuan Purwakarta menjadi event menarik di Purwakarta karena mampu menyuguhkan berbagai kegiatan yang erat kaitanya dengan isu-isu gender dan perempuan.
Berkat konsistensinya, Ketua Angkatan Sekolah Feminis Perempuan Mahardhika 2019 ini berhasil terpilih sebagai finalis Pemuda Inspiratif kabupaten Purwakarta 2018 karena berhasil membuat beberapa teman-teman yang mengalami pelecehan kekerasan untuk berbicara dan bertindak.
Yayu berpesan agar para pemuda dapat menjadi agen penggerak, berkolektif untuk membuat sesuatu yang menyenangkan dan bermanfaat. Lawan kekerasan, rawat kewarasan.
Karena prestasi tidak hanya sekedar juara atau gelar semata, tapi sejauhmana prestasi tersebut dapat bermanfaat untuk sesama. (Alpiadi/UrangPurwakarta)
Kabar dari desa| Membaca kampung halaman