Inilah Sejarah Rumah Kuno Citalang

Inilah Sejarah Rumah Kuno Citalang

Daridesa.com | Purwakarta – Bangsa Indonesia mempunyai sejarah yang panjang tentang kemerdekaan Indonesia, tidak luput dari itu semua berbagai peninggalan jaman penjajahan pun sangat banyak dan bisa kita jumpai salah satunya adalah bangunan ataupun pusaka   yang hingga saat ini masih ada.


Di Kabupaten Purwakarta Rumah kuno citalang ini adalah salah satu saksi bisu dari pembebasan Batavia dari Belanda pada masa itu.

Rumah kuno ini berlokasi di kampung karang sari  desa citalang  kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta.
Didirikan sejak tahun 1900-1905 rumah kuno ini berusia satu abad lebih.

Sebut saja bapak Amir Mahfudin bin Endang Awali Muhammad Nuh, dia merupakan turunan keempat dari  lurah pertama desa citalang yakni RM Sumadireja atau bisa disebut Patinggi III.
Rumah tersebut disebut hanya sebagai tempat tinggal saja.

“Dulu sebelum bernama citalang desa ini masih disebut cibaliung tak lepas dari perjuangan keempat anak bupati
Brebes, keempat putra Bupati Brebes antara lain” Tuturnya kepada daridesa.com, Senin (13/4/20)

RM Dora,RM Modereja, RM Bangsa Yudha, dan RM Sumadireja. (Patinggi III)

Bapak Amir menjelaskan, Dikisahkan pertempuran melawan Belanda selalu mengalami kekalahan. Dalam hal logistik maupun tentara
Akhirnya laskar Brebes mundur ke daerah pedalaman sekitar Karawang dan Purwakarta. Menyusun strategi dan menyamar menjadi rakyat biasa. Sementara itu RM Dora bersembunyi dan menikah di karawang selatan.

Sementara 3 putra brebes gandasoli mereka mendirikan desa citalang. Menjadi ada dua nama desa citalang satu dikecamatan Purwakarta satunya lagi di tegalwaru. Kenapa bisa sampai disebut Patinggi III saat itu dikarenakan kegigihannya mentecak kawasan yang dulu nya hutan cibaliung menjadi kawasan pertanian.

Agar fokus dalam menjalankan tugas dikala itu pada tahun 1900 mendirikan rumah yang bisa kita sebut sekarang rumah kuno citalang.

Semasa perjuangan RM Sumadireja (Patinggi III) telah banyak pusaka yang beliau kumpulkan termasuk salah satu pusaka yang pernah ditawar pada saat itu seharga 2,5 Miliar yang konon katanya jika seseorang memiliki pusaka tersebut dia akan selalu menjadi pemimpin dan tidak akan kalah dalam hal kepemimpinan. Bebernya

Pak Amir kembali menuturkan masih kurang nya perhatian Pemda purwakarta untuk melestarikan  sejarah yang ada di Daerah kabupaten Purwakarta untuk pelestarian rumah kuno masih tergantung kepada balai pelestarian purbakalah wilayah kerja profinsi Banten, Jabar, DKI Jakarta dan lampung.

Kedepannya pak Amir selaku pengurus berharap “Semoga Pemda purwakarta bisa membantu untuk melestarikan cagar budaya ini, sebab ini adalah salah satu saksi bisu sejarah bangsa Indonesia” Ujarnya (Dedih)

Berita dari desa | Membaca kampung halaman

ARTIKEL TERKAIT
Farewell PPL Mahasiswa STAI Muttaqien: Perdana di Purwakarta, Dikemas Megah

Farewell PPL Mahasiswa STAI Muttaqien: Perdana di Purwakarta, Dikemas Megah

Komite Ekraf Purwakarta Konsisten Bangun Masyarakat Cakap Digital melalui Pelatihan AI & Digital

Komite Ekraf Purwakarta Konsisten Bangun Masyarakat Cakap Digital melalui Pelatihan AI & Digital

Kang Rajiv dan Wakil Ketua MPR RI Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Bandung: Mengajak elemen Mahasiwa Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan

Kang Rajiv dan Wakil Ketua MPR RI Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Bandung: Mengajak elemen Mahasiwa Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan

Siti Maesaroh, Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Siti Maesaroh, Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Siti Maesaroh Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Siti Maesaroh Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Solusi Konkret Pangan Bergizi, GENPI Jawa Barat luncurkan Program Budidaya Jamur Modern di Purwakarta

Solusi Konkret Pangan Bergizi, GENPI Jawa Barat luncurkan Program Budidaya Jamur Modern di Purwakarta