Kehabisan Uang, Sebanyak 20 Pemudik asal Purwakarta Terlantar di Bakauheni

Kehabisan Uang, Sebanyak 20 Pemudik asal Purwakarta Terlantar di Bakauheni

Daridesa.com | Purwakarta – Sejumlah Penumpang Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) tertahan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Sejak Kamis, (30/04).

Ratusan Penumpang Bus AKAP Jurusan Jambi-Garut tersebut hendak bermudik ke Pulau Jawa, ke Kampung Halamannya masing-masing.

Sementara empat bus AKAP dan beberapa kendaraan travel yang mengangkut sekitar 450 penumpang tujuan pulau Jawa itu dipaksa putar balik kembali ke daerah masing masing oleh petugas gabungan TNI/Polri di Pos check point Operasi Ketupat Tahun 2020 di simpang jalinsum SPBU pasar Bakauheni

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh Lampost.co setelah angkutan penumpang dipaksa putar balik dari pos check point, justru penumpang memilih turun dan melanjutkan dengan jalan kaki menuju pintu masuk Pos SI Pelabuhan Bakauheni.

Termasuk Wawan salah satu warga Purwakarta yang merupakan salah satu Penumpang yang tertahan di Pelabuhan Bakauheni, yang hendak pulang ke Purwakarta, Jawa Barat.

Menurut Wawan kepada Daridesa.com via seluler, “Saya cuma pegang Uang untuk satu kali jalan pulang, kalau sekarang Saya balik lagi, uang saya habis. Sudah gak bisa makan, ini juga Saya mau menjual Handphone biar bisa makan”, Kamis (14/5/2020).

Sebelumnya, Pemerintah memang sudah mengimbau kepada seluruh Masyarakat agar tidak mudik terlebih dahulu, untuk menjaga penyebaran Virus Corona. Ucap Wawan

“Tetapi, di lain sisi juga banyak Masyarakat yang hidup kesusahan di Tanah Rantau nya. Pekerjaan kami sudah diakhiri atau diliburkan, persediaan Uang dan Pangan juga sudah habis”.

Wawan yang berdomisili dari Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari. Berharap ada perhatian dari pemerintah daerah akan nasib nya ini.

“Saya memohon sangat sekali agar pemerintah memberikan solusi kepada kami yang terlantar disini, bukan hanya saya yang terlantar disini. Tapi kurang lebih ada 20 orang asal Purwakarta” tuturnya nada menangis

Sedangkan saya menelpon istri, istri saya hanya bisa menangis karena istri saya pun kebingungan tidak memiliki apa-apa

“Sekali lagi saya memohon kepada pemerintah daerah dan pihak yang terkait untuk memikirkan dan memberikan solusi untuk nasib kami”. Tandasnya. (Dedih/adib)

Berita dari desa | Membaca kampung halaman

ARTIKEL TERKAIT
Hepi+ Resmi Diluncurkan Besok, GOR Sangkuriang Disulap Jadi “Playground for The Proud” Lewat Tanding Voli Terbesar di Cimahi

Hepi+ Resmi Diluncurkan Besok, GOR Sangkuriang Disulap Jadi “Playground for The Proud” Lewat Tanding Voli Terbesar di Cimahi

Gema Sora Nusantara Warnai Annual Concert 2025 Sora Music School

Gema Sora Nusantara Warnai Annual Concert 2025 Sora Music School

Farewell PPL Mahasiswa STAI Muttaqien: Perdana di Purwakarta, Dikemas Megah

Farewell PPL Mahasiswa STAI Muttaqien: Perdana di Purwakarta, Dikemas Megah

Komite Ekraf Purwakarta Konsisten Bangun Masyarakat Cakap Digital melalui Pelatihan AI & Digital

Komite Ekraf Purwakarta Konsisten Bangun Masyarakat Cakap Digital melalui Pelatihan AI & Digital

Kang Rajiv dan Wakil Ketua MPR RI Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Bandung: Mengajak elemen Mahasiwa Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan

Kang Rajiv dan Wakil Ketua MPR RI Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Bandung: Mengajak elemen Mahasiwa Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan

Siti Maesaroh, Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat

Siti Maesaroh, Raih Medali Emas di Mathematics Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat