Segera Terbit; Biografi dan Sejarah Perjuangan Dakwah Abah Cipulus KH. Adang Badruddin (1948-2020)

Segera Terbit; Biografi dan Sejarah Perjuangan Dakwah Abah Cipulus KH. Adang Badruddin (1948-2020)

Pesantren, Daridesa.com – Oleh: H. Hadi Musa M Said, M.Si

Senyum Abah masih terlihat begitu jelas setiap mengingat beliau, nasehatnya begitu lembut dan penuh makna, tutur katanya yang sedikit terdengar keras tapi sangat tegas, bahasanya lugas mudah dipahami, ringan dan kadang sambil bercanda, tapi tetap mengedepankan akhlaqul karimah.

Abah, 40 hari sudah Engkau berpulang kembali ke Sang Pemilik, dengan meninggalkan sekian banyak cerita dan teladan yang begitu banyak, Abah rasanya baru kemarin senyum itu terlihat, candaan segar terdengar renyah, suara serak yang khas dari pengeras suara di aula Albadar, memanggil dan mengingatkan Santri untuk segera berjamaah Sholat dan mengaji, sholawat setiap selasaan dan kamisan pagi rutinan yang begitu Istiqomah selama tidak kurang dari 40 tahun, Abah kami yakin Abah disana sudah bahagia berkumpul dengan para sesepuh, orang tua, mama Ijjuddin dan para Guru yang lain, Keluarga besar Cipulus, Keluarga Besar NU, Abah sudah bahagia, rasanya baru kemarin Abah pergi, meninggalkan begitu banyak teladan yang belum bisa kami jalani, tapi Perjuangan Abah akan kami lanjutkan dengan segala kekurangan dan keterbatasan kami.

Abah lihatlah begitu banyak Santri yang merindukan mu, jamaah yang menunggumu, muhibin yang datang bergelombang mendoahkanmu, seolah engkau Abah ada ditengah-tengah kami, kami semua merindukanmu Abah.

Abah Izinkan dan akuilah kami menjadi santri mu, Santri yang bisa melanjutkan perjuangan Dakwahmu, Santri yang bisa membanggakanmu, yang akan meneruskan teladanmu, Abah tetaplah tersenyum seperti biasanya.

Abah kami mengingatmu, bercerita tentangmu, tentang Santri, sekolah, pendidikan yang harus terus dikembangkan, amanat mu yang belum kami tunaikan, bahkan kami mengingatmu saat dingatkan untuk makan bersama, berkumpul bersama, ngariung bermusyawarah dan selalu mengingatkan kami dalam banyak hal, terutama soal menjaga kebersamaan dalam berjuang, mengingatkan bagaimana berjuang itu butuh pengorbanan yang kadang tidak dihargai oleh orang lain tapi harus dihadapi dengan kesabaran.

Abah…. hari ini 40 hari kepulanganmu menghadap Nya, kami berkumpul disini karena cinta, karena mahabah yang engkau tebarkan selama ini, kami datang untuk mengobati kerinduan kami, kami datang mengingat kebaikan mu, kami datang ingin menteladanimu, izinkan kami ya Allah Ya Rabb… mulyakanlah Guru Kami, orang tua kami, pemimpin kami, Kyai Kami, Ajengan Kami, pengayom kami, Mulyakanlah sesuai janjimu untuk orang-orang sholeh, para syuhada, para pejuang Agama, kami bersaksi Abah orang Sholeh dan sangat baik, Abah berbahagialah. Pesan-pesanmu akan kami lanjutkan dan kami rawat dengan baik dengan segala kemampuan kami.

Abah Cipulus adalah teks. Tiap orang akan memahami teks sesuai sudut pandang dan pengalamannya. Ia mungkin disalah pahami, mungkin juga dipahami secara benar. Sebagai sebuah teks, Abah telah tiada. Tidak bisa dikonfirmasi lagi perihal ini dan itu. Satu-satu cara agar kita tidak keliru memahaminya adalah dengan menjadikan ruang dan waktu yang dialami oleh santri-santrinya sebagai penghantar, bank informasi tentang apa pun. Ibarat mata air, Abah mengaliri sampai ke hilir. Agar mata air itu sampai kepada kita maka mendekatlah kepada hulunya.
عبارتنا شتى وحسنك واحد وكل الى 
ذاك”

-Aceng Abdul Qadir

Sebagian pesan Abah…
“Cing Serius Ngaji teh, ulah nepika kapiheulaan ku pangkat” tutur Aa Adang sekitar tahun 1985-an kepada salah seorang santri dipesantren yang dipimpin oleh mertua-Nya, sang santri begitu keras memikir apa yang sebenarnya sang guru ucapkan, berseliweran konsep dan tafsir tentang “Cing Serius Ngaji teh, ulah nepika kapiheulaan ku pangkat” dan baru ketika dia benar-benar bersama masyarakat, harus memulai semuanya dari nol, bahwa label atau pangkat Ustadz adalah sesuatu yang akan benar-benar dia emban, dan dia sadar apa yang waktu itu dikatakan oleh Syaikhuna Abah Cipulus itu benar-benar terjadi.

Hari itu, Senin 03 Agustus 2020 keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus Wanayasa Purwakarta berduka. Sang teladan mendahului menuju haribaan Ilahi. Almarhum, selain meninggalkan teladan tentu saja kenangan, teladan dan kenangan yang tentu saja tidak hanya dirasakan oleh keluarga, santri dan alumni Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, namun melihat perjalanan kisah hidup Abah Cipulus tentu banyak sekali kalangan masyarakat yang merasakan betul kebaikan-kebaikan yang telah Abah Cipulus lakukan.

Selain sebagai seorang Kyai sekaligus ulama dengan begitu banyaknya santri atau jamaah, Abah Cipulus juga bisa dikatakan sebagai seorang petani, wirausahawan atau bahkan pebisnis, dekat dengan politik bahkan banyak kesaksian dari Alumni-Alumni Pesantren Cipulus yang mengatakan bahwa Abah merupakan seorang Jawara. Sebagai seorang pebisnis misalkan, sejak pertama kali mondok dicipulus sekitar tahun 1962-an beberapa kesaksian menyebutkan Abah sudah bisnis kecil-kecilan sebagai penjual kitab, aneka jenis gorengan dll. Sebagai seorang petani, kesaksian alumni dan keluarga pesantren menyebutkan Abah Cipulus pernah budidaya (Ngabumbun) benih Cengkeh, budidaya pohon Sereh Wangi, budidaya Ikan Mas (Running) dan masih banyak kisah perjalanan Abah Cipulus yang berhubungan dengan hal-hal yang disebutkan diatas.

Kisah perjalanan Abah Cipulus yang unik lain adalah perjuangan untuk kepentingan umat, kedekatan Abah dengan politik, banyak kesaksian yang menyebutkan bagaimana sosok Abah yang mampu mengkonsolidasi berbagai kepentingan baik itu di NU, politik kebangsaan lewat PKB atau FSGN (Forum Silaturahmi Guru Ngaji) yang merupakan organisasi yang Abah dirikan sendiri yang bertujuan sebagai gerbang awal para kyai atau ulama Purwakarta dan jawa barat masuk ke Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Selain itu visi Abah membentuk FSGN atau Forum Silaturahmi Guru Ngaji yang merupakan wadah untuk menyampaikan berbagai macam aspirasi dari kyai-kyai pilemburan (Kyai di desa/Kyai Kampung) terhadap apemerintahan pemangku kebijakan baik pusat ataupun daerah, dan secara ideologis maksud dan tujuan dibentuknya organisasi tersebut juga sebagai gerbang awal mengenalkan Ahlussunah waljamaah Al-Nahdliyah.

Hal unik lainnya yang menyangkut perjalanan hidup Abah Cipulus adalah perjuangannya membumikan nilai-nilai religiusitas, Aswaja, dan ihwal keislaman lain dalam bentuk syiiran atau nadhoman, lebih dari 5 karya syiiran Abah buat dan yang lebih penting adalah karya-karya tersebut popular dikalangan masyarakat. sebagai contoh pupujian Dawuh Nabi yang hampir menjelang Adzan Sholat dikumandangan di masjid-masjid dipurwakarta dan jawa barat.

Melihat perjalanan atau kisah Abah Cipulus, tanpa mencoba untuk menggeneralisir, bahwa Abah Cipulus merupakan potret nyata dari slogan From Zero to Hero, banyak dari Abah yang bisa diteladani dari sosok seorang Abah Cipulus yang penuh kharisnatik, baik dari sisi kepribadian-nya, kerja keras nya, mengembangkan dan membangun Pesantren, masyarakat, NU maupun keluhuran budi dan kedalaman pengetahuan yang beliau miliki dan wariskan.

Kalau ada 1 juta orang yang tau dan mengenal Syaikhuna Abah Cipulus, tentu ada 1 Juta Makna, kisah, cerita, atau tafsir tentang Abah. Dari 1948 hingga 3 Agustus 2020 Syaikhuna Abah Cipulus telah bercerita, memberi dan mencari makna pada hidup, dialah Kyai bagi ribuan santri dan Alumni atau, Masyarakat, beliau merupakan orang tua, Ayah, seorang kepala keluarga, mencerahkan dengan kasih serta dedikasinya,

Abah adalah Public Figure yang tidak akan memulai makan saat jamuan sudah disuguhkan sebelum sopir, pengawal, atau siapapun yang mengiringi dan berada bersamanya berkenan untuk makan 1 meja dengan-Nya.

Ulama yang tau apa yang harus dan ingin Umat dengarkan, seorang Intelektual, sastrawan, bahkan mungkin juga musisi yang mampu menerjemahkan semua yang rumit menjadi syiiran yang ringan dan mudah dihafalkan, sesuatu yang melangit mampu dicerna oleh banyak kalangan tentu saja dengan Nada, Irama, candaan. Syiiran Dawuh Nabi, Ulama Nu Mawa Urang NU Milu, dalam bentuk cacarakan.

Abah juga seorang bisnisman yang Geude Hate (besar hati) yang tentu saja pernah berkali-kali merugi namun berbekal kesabaran, kesungguhan dan kebesaran hati, keyakinan, keringat dan air mata semuanya mampu dilampaui hingga semuanya percaya bahwa Abah benar-benar seorang kiyai sekaligus bisnisman sejati.

Dialah Syaikhuna Abah Cipulus KH. Adang Badruddin dari yang berhasil mengkonsolidasikan sekian banyak harapan dari berbagai macam rasa ingin, harap, cita dan cinta.

Ahirnya Buku Biografi Abah Cipulus, Sejarah Perjuangan dan Dakwah, akan segera diterbitkan tentu masih banyak kekurangan disana sini, mohon saran, koreksi dan kritik akan sangat membantu kami tim Kerja dalam menyempurnakan dan memperbaikinya, terimakasih atas dukungan semua pihak, terutama keluarga besar Cipulus, para Alumni, dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, Akhirnya semua kesempurnaan adalah milik Allah SWT.

Wallahu a’lam bishowab
Selamat Membaca…

Cipulus, Wanayasa. Purwakarta. 12 September 2020

ARTIKEL TERKAIT
Do’a Bersama, Yasinan dan Tahlil Hari ke 7. Ribuan Jama’ah Do’akan Almarhum KH. Anang Nasihin

Do’a Bersama, Yasinan dan Tahlil Hari ke 7. Ribuan Jama’ah Do’akan Almarhum KH. Anang Nasihin

Inilah Nasab Habib Luthfi Bin Yahya Hingga Rasulullah Saw

Inilah Nasab Habib Luthfi Bin Yahya Hingga Rasulullah Saw

Kisah Syekh Quro Karawang Penyebar Agama Islam Pertama di Tanah Sunda

Kisah Syekh Quro Karawang Penyebar Agama Islam Pertama di Tanah Sunda

Ponpes Darul Musthofa Lampung Tengah Dorong Potensi Santri Lewat Program Sekolah di Jepang

Ponpes Darul Musthofa Lampung Tengah Dorong Potensi Santri Lewat Program Sekolah di Jepang

Wakil Bupati Lampung Tengah Dukung Program Sekolah di Jepang bagi Santri Darul Musthofa

Wakil Bupati Lampung Tengah Dukung Program Sekolah di Jepang bagi Santri Darul Musthofa

Pupuk Persatuan dan Keharmonisan PCNU Kulon Progo adakan Maulid Akbar

Pupuk Persatuan dan Keharmonisan PCNU Kulon Progo adakan Maulid Akbar