Opini, Daridesa.com – Revolusi Industri, tentu sudah sering kali kita dengar baru-baru ini, yang mana merupakan sebuah perubahan yang terjadi secara besar-besaran di dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti manufaktur, pertanian, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan-perubahan yang terjadi akan memiliki dampak terhadap kondisi sosial, ekonomi, serta budaya yang ada di dunia khususnya Indonesia, Negeri ku tercinta.
Saat ini kita sudah memasuki era yang dinamakan Revolusi Industri 4.0 yang membut wajah baru dalam fase kemajuan teknologi. Pada Revolusi Industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Oleh karena itu, lahirnya teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan manusia diseluruh dunia.
Kemudian pada penyusunan peta jalan ini telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Institusi Pemerintahan, pelaku usaha, asosiasi industri, penyedia teknologi, maupun lembaga riset dan pendidikan. Malalui komitmen serta partisipasi aktif dari seluruh pihak tersebut, dapat diyakini implementasi Industri 4.0 di Indonesia akan berjalan sukses dan sesuai sasaran.
Di samping itu, Negara Jepang menyatakan dunia ini akan memasuki era Society 5.0 atau masyarakat 5.0 dimana, masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) yang dikembangkan oleh Jepang. Menurut Kantor Kabinet Jepang, Society 5.0 didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.
Untuk Society 5.0 ini baru diresmikan pada 21 Januari 2019 dan dibuat sebagai solusi atas Revolusi Industri 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat manusia. Dalam sebuah Artikel Mayumi Fukumaya, pada laman Japan Economic Foundation menyebutkan, tujuan penerapan masyarakat 5.0 ini untuk mewujudkan masyarakat yang bisa menikmati hidupnya. “Tujuan konsep masyarakat 5.0 untuk mewujudkan masyarakat dimana manusia-manusia didalamnya benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman.”
Selanjutnya, Revolusi industri 4.0 ini dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia, membuat Jepang melahirkan sebuah konsep yaitu Society 5.0. Melalui konsep ini diharapkan membuat kecerdasan buatan akan mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan menjadi suatu kearifan yang baru, dengan harapan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam membuka peluang-peluang bagi manusia.
Dengan merespon hal yang terjadi, fokus Society 5.0 bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mempercepat transformasi masyarakatnya. Bagi Indonesia tidak masalah langsung berpijak pada dua kaki, Revolusi industri 4.0 dan society 5.0. justru kedua momentum ini harus digabungkan menjadi blue print nasional.
Dalam era Society 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi di kemudian hari. Namun bukan tidak mungkin untuk dilakukan, terbukti sebagian besar saat ini teknologi benar-benar sudah digunakan dan diterapkan.
Akan tetapi dengan adanya wabah Covid-19 yang menginfeksi seluruh dunia, mengharuskan hal ini diterapkan. Mau tidak mau semua mengalir dan menggunakan media digital untuk melakukan semua kegiatannya, termasuk kegiatan perkuliahan yang melibatkan Mahasiswa hingga Dosen yang sudah berjalan selama 7 bulan.
Mengenai peran Mahasiswa itu sendiri dalam merespon situasi pandemi Covid-19 ini, perlu kita ketahui hingga sampai saat ini bahwa para karyawan, guru, dosen bahkan mahasiswa dan siswa dianjurkan menggunakan media digital untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar, selama keadaan masih belum kondusif agar tidak berinteraksi diluar rumah.
Ada beberapa kegiatan masyarakat yang dibatasi dalam aturan ini, di antaranya jam kerja, belajar dalam hal ini sekolah, fasilitas umum, dan lain sebagainya. Apakah hal ini akan mengajak masyarakat secara tidak langsung untuk membiasakan diri hadapi era Society 5.0? Semoga kondisi saat ini mendorong masyarakat dunia, dan masyarakat Indonesia pada khususnya siap menghadapi persaingan teknologi digital dan era Society 5.0.
Oleh karena itu, guna menjawab tantangan dan memberikan solusi saat ini, diperlukan peran Mahasiswa di tengah pusaran Revolusi Industri 4.0 maupun Society 5.0, diantaranya sebagai berikut:
2. Mengembangkan pola berpikir kritis dan tidak mudah tergerus dalam pengaruh yang negatif. Saat ini, penyebaran informasi dapat dilakukan dengan sangat cepat, real time dan meluas dari satu jaringan ke jaringan lain. Mahasiswa harus mampu memilah manakah informasi yang benar dan dapat dipercaya sehingga tidak mudah termakan oleh informasi palsu khususnya di Media Sosial.
3. Mahasiswa harus berusaha untuk mandiri, minimal untuk kebutuhannya sendiri terpenuhi hingga mampu lahir sebagai pengusaha baru. Namun waspada juga terhadap tantangan perkembangan teknologi, hendaknya digunakan sebagaimana mestinya, bukan malah teknologi menjadi bumerang untuk diri kita.
4. Mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan, mampu memposisikan diri pada sesuatu yang penting. Serta mendampingi perkembangan dan kemajuan teknologi serta masalah sosial ini dengan landasan taqwa, intelektual dan profesional.
5. Mahasiswa agar dapat berperan aktif, bisa dilakukan dengan cara memperkaya literasi dan melakukan penelitian mengenai hal-hal yang belum diketahui sebelumnya agar inovasi dan kreativitas dapat tercipta.
6. Sebagai mahasiswa yang sadar akan dunia digital, alangkah baiknya apabila mahasiswa memberikan pengarahan kepada masyarakat mengenai seberapa penting dan seberapa besar manfaat dari perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, diantaranya dengan membuat pelatihan ke berbagai pelosok daerah dan melakukan edukasi ke masyarakat terutama masyarakat tradisional yang masih awam terhadap perkembangan teknologi dan belum bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0
Sudah sepatutnya kita dengan title seorang Mahasiswa mesti memiliki wawasan yang lebih luas dalam hal perkembangan teknologi dan mampu memanfaatkan waktu tidak hanya sekedar memenuhi kepuasan diri atau mengetahui perkembangannya, namun diharapkan para mahasiswa dapat memilah. Seorang mahasiswa mutlak menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner) yang artinya peka terhadap hal-hal baru dan selalu mengasah keterampilannya sesuai dengan kebutuhan saat ini agar dapat beradaptasi dan berkembang dengan baik dalam menghadapi tantangan global di era Revolusi Industri 4.0 serta Society 5.0.
Sebagai refleksi atas fakta yang terjadi, patut kita sadari peran Mahasiswa sebagai generasi pembawa perubahan harus mampu membawa kehidupan masyarakat ke zaman teknologi yang sudah canggih, tanpa membeda-bedakan golongannya. Sehingga, tidak ada lagi masyarakat yang terjajah oleh perkembangan teknologi, melainkan masyarakat mampu memanfaatkan teknologi tersebut guna menunjang kerberlangsungan hidupnya, baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Menyesali nasib tidak akan merubah keadaan, teruslah berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga. Mari bersama bergerak, bergerak bersama.
Penulis: Ibnu Ramadhan
Mahasiswa Teknik Mesin Unjani Bandung