Opini daridesa.com – Sejak adanya pandemi covid 19 sektor pariwisata mengalami banyak perubahan. Dari
mulai beberapa destinasi wisata yang terpaksa tutup, ada pula yang masih tetap buka.
Namun, pembukaan destinasi wisata ini tetap menerapkan protokol kesehatan, mengingat
penyebaran Covid-19 masih belum mengalami penurunan. Ada pergerakan 300 juta
wisatawan nusantara, jadi penduduk Indonesia berpotensi jadi wisatawan nusantara,
pemerintah dan jajarannya menghimbau wisatawan agar disiplin dalam menerapkan protokol
kesehatan agar pembukaan destinasi wisata tidak menjadi persoalan baru di tengah pandemi
Covid-19.
Selama pandemi Covid-19 terjadi penurunan drastis terhadap angka kunjungan
wisata di Jatim. Beberapa destinasi wisata sudah mulai beroperasi, meski jumlah pengunjung
dibatasi 10 hingga 20 persen dari kapasitas maksimum.
Industri pariwisata menjadi sektor yang paling merasakan dampaknya dan terpuruknya akibat
pandemic ini. Pasalnya selama ini industry pariwisata hanya mengedepankan pelayanan
kepada wisatawan. sedangkan aktivitas wisata harus terhenti akibat mobilitas masyarakat
selama pandemic yang dibatasi
Sementara itu, pembukaan sejumlah destinasi wisata mewajibkan calon wisatawan untuk
melakukan pendaftaran secara daring. Pihak destinasi wisata menjelaskan terkait registrasi
daring bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Nasional Komodo berlaku
mulai 6 Juli 2020, bersamaan dengan uji coba di beberapa destinasi wisata Labuan
Bajo. Wisatawan yang akan berkunjung ke Labuan Bajo bisa mengakses ke situs pendaftaran
https://booking.labuanbajoflores.id. Saat registrasi daring, calon wisatawan diminta untuk
mempersiapkan dokumen untuk divalidasi, seperti surat keterangan dari e-HAC, bukti
asuransi, dan identitas calon wisatawan seperti NIK atau paspor.
Tak bisa dipungkiri, sektor pariwisata mengalami dampak yang buruk akibat pandemi
virus corona. Adanya pembatasan social hingga karantina wilayah membuat pelaku industry
pariwisata gigit jari. UNWTO menghimbau negara-negara agar memberi dukungan kepada
sector pariwisata sehingga membuka jalan dalam membangun kembali ekonomi. Meskipun
sekarang masih pandemi Covid-19, pemerintah menggandeng insan pariwisata yang dinamis
dan kreatif agar bisa kembali mendongkrak potensi pariwisata.
Dengan adanya industry pariwisata yang kreatif akan mendorong lebih banyak lagi ekonomi kreatif yang dapat saling
bersinergi antara pelaku usaha perhotelan,rumah makan, dan juga UMKM.
Meskipun bertekad untuk kembali membangkitkan potensi wisata,namun protocol
Kesehatan covid-19 yang meliputi 3M yakni memakai masker,menjaga jarak dan mencuci
tangan terus dilakukan. Dengan begitu potensi wisata akan berkembang tanpa harus menjadi
klaster baru penyebaran covid-19.
Di era pandemi ini banyak orang-orang yang mulai menggemari wisata jenis staycation karena wisatawan tidak perlu pergi jauh. Cukup tempat
yang nyaman seperti hotel atau menyewa apartemen yang dekat dengan rumah tetapi
memiliki fasilitas yang mumpuni. Selain itu staycation juga lebih disukai karena biaya yang
dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan harus ke luar kota atau ke luar negri dengan
menggunakan pesawat, banyak syarat yang harus dipenuhi, ongkospun jauh lebih mahal.
Karena peluang inilah sejumlah hotel pun memberikan paket-paket promo atau hot deals
untuk menarik wisatawan agar berkunjung.
Adapun hotel yang bakal banyak diminati wisatawan dalam kondisi new normal ini. Hotel yang terjamin kesehatannya dan
kebersihannya. Tamu hotel pun juga ingin meminimalisir kontak fisik atau sentuhan dengan
barang-barang khususnya diarea umum. Staycation atau menginap di hotel akan menjadi
salah satu pilihan masyarakat yang ingin menikmati atmosfer berwisata tanpa harus ke lokasi
wisata.
Penulis: Tia Wieka Annisa, mahasiswi jurusan Bisnis Perjalanan Wisata (UGM) Universitas Gadjah Mada.
Berita dari desa | Membaca kampung halaman