Purwakarta, daridesa.com – “Pangkal sejarah Purwakarta bersumber dari pemberontakan Petani Penghasil Teh asal Tiongkok di Wanayasa salah satu kecamatan di Kabupaten Purwakarta sejak tahun 1829-1836,” ujar Naurid Muhammad Rifa’i Ilyasa selaku pakar Sejarah di Purwakarta.
Beberapa waktu lalu, Naurid dalam forum bedah buku berjudul, “Pergolakan Tanam Paksa dan Berdirinya Purwakarta” menyampaikan pada para peserta di aula Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan kebudayaan (Disporaparbud) Purwakarta, menurutnya selain sejarah perkebunan teh tertua di Indonesia, hal yang menarik dalam penelitian sejarah berdirinya Purwakarata adalah pergerakan kaum thoriqoh sufi yang saat itu diketuai oleh Rd.H. Muhammad Yusuf Bin Rd.H.Djajanegara.
Dalam forum resmi tersebut, Naurid menyampaikan kepada forum yang dihadiri para pejabat daerah, ketua MUI Purwakarta, aktifis dan akademisi tentang peranan Rd.H. Muhammad Yusuf dalam kebangkitan perjuangan kaum Muslim di Hindia-Belanda Abad 19 Masehi.
Menurut Kepala Dinas Disporaparbud Purwakarta, H. Agus Hasan Saepudin penyampaian edukasi sejarah sangat diperlukan untuk pemerintah dan masyarakat agar dapat melestarikan cagar budaya.
“Tentunya acara ini selain untuk memperkaya wawasan budaya juga menjadi laporan secara kultural pemerintah pada masyarakat Purwakarta,” tutur Agus Hasan Saepudin.
Dirinya menerangkan bahwasanya saat ini sudah terverifikasi 44 situs benda cagar budaya di Purwakakarta. Selain itu, pengkajian sejarah yang dilakukan juga menjadi tambahan cagar budaya tak benda.
“Sejarah juga merupakan cagar budaya bersifat tak benda yang harus dijaga dan dilestarikan,” ungkap Agus Hasan Saepudin.
Pada kesempatan yang sama, Ketua MUI Purwakarta K.H. Jhon Dien yang mewakili para Ulama dan Organisasi Islam menyampaikan, agar pengkajian sejarah Islam di Purwakarta terus digali.
” Semoga dengan kajian sejarah ini dapat mengangkat ulama-ulama asal Purwakarta menjadi tokoh pejuang nasional khususnya Rd.H. Muhammad Yusuf,” katanya lagi.
Menurut Naurid Yang juga sebagai Tim Ahli Cagar Budaya menjelaskan, bahwah berdasarkan penelitannya Purwakarta merupakan perkebunan teh tertua di Nusantara. Dirinya berkata demikian, karena selain sudah diuji dengan metode arkeologi penaggalan relatif. Juga digunakan metode penanggalan absolut. “Seharusnya kita bangga punya kebudayaan teh tertua di Indonesia. Karena kebun teh tertua ada di Purwakarta kususnya Wanayasa,” Pungasnya. (Red)
Berita dari desa | Membaca Kampung Halaman
Editor : Adib Fauza