Karawang, daridesa.com – Kelompok KKN 17 Universitas Singaperbangsa Karawang membuat Pupuk Organik Cair (POC) guna membantu para petani di Desa Telukambulu Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Mahasiswa kelompok KKN 17 Universitas Singaperbangsa Karawang tahun 2022 yang berlokasi di Desa Telukambulu, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, mengadakan Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang berasal dari keong mas.

Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya penyediaan pupuk berbahan organik yang mudah didapatkan oleh masyarakat sekitar yang mayoritas bertani. Pembuatan pupuk organik ini juga dapat dipasarkan untuk meningkatkan pendapatan Poktan setempat.
Selain itu, menurut Ketua Poktan Bapak. Darwis menjelaskan, pembuatan pupuk organik ini dapat mengurangi efek samping dari penggunaan pupuk kimia. Karena kebanyakan petani di Desa telukambulu menggunakan pupuk berbahan kimia.
Kondisi inilah yang mendorong Sandi selaku koordinator pembuatan pupuk bersama rekan yang lainnya untuk mengadakan Penyuluhan dan Pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC). “Ada informasi juga mengenai harga pupuk yang melambung dan isu subsidi yang dikhawatirkan dihentikan. Maka kita berupaya membantu warga desa melalui kegiatan ini,” ujar Sandi.
Sandi Ramadhan memaparkan, pembuatan POC dilakukan proses prosesor fermentasi selama kurang lebih 1 bulan dengan mencampurkan keong mas yang sudah di hancurkan, sampah organik (kulit pisang), gula merah yang dicairkan, air cucian beras dan EM4. Proses pembuatan pupuk organik ini dilakukan dengan mengaduk bahan-bahan tersebut agar tercampur dengan rata.
Sandi Ramadhan mengharapkan, Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan kepada warga Desa Telukambulu dapat meningkatkan kesadaran mereka dalam memanfaatkan sumber daya sekitar yang melimpah untuk kegiatan pertanian dan dapat pembuatan pupuk organik cair ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat dari segi ekonomi. Dengan demikian masyarakat Desa Telukambulu dapat mandiri menggunakan pupuk hasil buatan sendiri.
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman