Purwakarta, Daridesa.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) STIES Indonesia Purwakarta kelompok 8 yang ditempatkan di Desa Pondokbungur, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta mengadakan perlombaan lato-lato bagi anak-anak di desa tersebut.
Bertempat di Lapang Di Lapang Badminton Kantor Desa Pondokbungur, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, lomba lato-lato tersebut di gelar.
Ketua KKN STIES Indonesia Purwakarta kelompok 8, Aji Suryadi mengatakan, lato-lato merupakan permainan jadul di era tahun 80an ini, saat ini sudah banyak diminati kembali khususnya para anak-anak usia 6-12 tahun.
Berdasarkan penelitian para ahli, kata dia, permainan lato-lato ini dapat meningkatkan kemapuan anak sebesar 30 persen dan dapat mengurangi konsumsi gadget yang berlebihan.
“Untuk itu, kami Mahasiswa KKN Kelompok 8 Kampus STIES Indonesia Purwakarta berupaya menyampaikan edukasi mengenai penggunaan lato-lato secara aman, melalui perlombaan. Kami Memberikan pesan edukasi kepada mereka supaya lato-lato tetap menyenangkan, sehat, dan aman,” ucap Aji, pada Senin, 31 Januari 2023.
Menurut Aji, lato-lato dapat menjadi salah satu alternatif permainan yang menggabungkan psikomotorik, afektif, dan pengetahuan.
Dia berharap kepopuleran lato-lato bisa mendorong orang untuk kembali memainkan permainan-permainan tradisional yang lain, sehingga tidak hanya terpaku pada permainan digital saja.
“Penyelenggaraan lomba lato-lato ditujukan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak, mengenai penggunaan permainan tradisional seperti lato-lato. Kami adakan kegiatan pengabdian ini karena memang ada yang pro dan kontra terhadap permainan lato-lato,” ujarnya.
Walupun pro dan kontra, Aji menilai, perlombaan lato-lato ini bisa berguna dan menjadi wadah permainan anak-anak, yang mana perlombaan ini dapat menguji keseimbangan, ketelitian dan ke kreativitasan si anak dalam memainkan lato-lato.
“Lewat perlombaan ini, kami harapkan anak-anak tidak hanya terpaku pada gadget mereka, tapi mereka akan bergerak, bisa bermain bersama teman-temannya, sehingga bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati antar mereka,” tutur Aji.
Ia juga menyebut bahwa, permainan lawas ini juga sangat mendukung perkembangan motorik pada anak.
“Dengan adanya aktivitas seperti ini, anak-anak menjadi tidak mager (malas bergerak), fisiknya tambah sehat, kreatifitasnya akan muncul dan bisa mengurangi penggunaan gawai,” ucap Aji.
Diketahui, lato-lato di Indonesia sebagai mainan tradisional anak-anak telah dikenal dan dimainkan serta menjadi tren mode pada era 1970 oleh anak-anak Makassar dan beberapa daerah di Pulau Jawa. (Red)
Berita dari desa | Membaca kampung halaman