Bapak Pepen, Bertani Sejak Umur 10 Tahun

Bapak Pepen, Bertani Sejak Umur 10 Tahun

Bandung, daridesa.com – Seperti yang sudah sobat daridesa semua ketahui, bahwa memang pertanian tidak dapat terlepas dalam keberlangsungan hidup manusia. Uniknya dengan kemajuan teknologi hari ini, proses dan sistem pengelolaan sub sektor pertanian yang konvensional masih dapat bertahan menyajikan imfact seninya tersendiri.

Pak Pepen salah satunya merupakan petani asal Cipagalo Girang, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buah Batu yang sudah belajar bertani dari usia 10 tahun, dan dari tahun 2000-an sudah fokus mengembangkan dan mengelola komoditas holtikultura jenis sayuran dengan sebagian besar masih menggunakan cara konvensional diatas lahan sewaan yang kurang dari 1 hektar.

“Sudah lebih dari 5 tahun sebagian besar dari lahan sewaan ini fokus ditanami komoditas kangkung. Namun sebelumnya pernah ditanami caisim ataupun cabe. Pengembangan dibidang sektor pertanian ini merupakan usaha keluarga, Saya yang mengelola dari pra penanaman, panen, hingga pasca penen”, ucap Pak Pepen kepada daridesa.com

Keadaan iklim dengan curah yang hujan tinggi ini menyebabkan banyaknya kerusakan pada semaian benih kangkung juga mudahnya terserang hama penyakit, sehingga dalam menanam kangkung baiknya tidak pada saat musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi apalagi dilahan terbuka

“Musim penghujan juga kadang menguntungkan karena tidak perlu melakukan penyiraman, tetapi curah hujan yang tinggi juga menyebabkan konsumsi air pada tanaman melebihi batas yang dibutuhkannya. Ini salah satu faktor penyebab penurunan hasil panen”, tukasnya

Tambah Pak Pepen, Dalam keadaan seperti ini mengapa profesi petani harus kuat tidak hanya secara fisik tetapi juga mental, karena faktor luar seperti hujan tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Belum lagi hasil panen yang kadang tidak sesuai dengan harapan, juga nilai jual yang sifatnya fluktuatif. ucap Pak Pepen kembali.

Karena memang produk komoditi pertanian holtikultura jenis sayuran memiliki potensi dan peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia, dibalik keadaan iklim dan tanah yang subur ditambah pengelolaan dengan baik, juga kebutuhan akan konsumsi sayuran tidak akan pernah berhenti karena manfaat yang terkandung didalamnya.

Pak Pepen tidak hanya mengembangkan sayuran kangkung saja tetapi juga bayam, daun bawang, caisim, dan genjer, dengan memanfaatkan sebagai kecil lahan-lahan kosong untuk ditanami agar lebih bermanfaat, efektif, dan efisien seperti diatas pematang (galengan). Selain itu, untuk sayur bayam dan sosin Pak Pepen sudah mencoba melakukan pembenihan mandiri.

“Hari ini kurangnya generasi muda yang memiliki minat besar dalam pertanian, termasuk menurunkan profesi ini pada anak cucu. Padahal jika dikelola dengan sistem yang baik, dan ditekuni pertanian memiliki peran dan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, tutup Pak Pepen pada Daridesa.com.

Berita dari desa | Membaca kampung halaman

ARTIKEL TERKAIT
Rampak Bambu Calung Terbentuk Dari Kreatifitas Pelajar SMPN 1 Pasawahan, Meriahkan Raker Ekraf

Rampak Bambu Calung Terbentuk Dari Kreatifitas Pelajar SMPN 1 Pasawahan, Meriahkan Raker Ekraf

Revolusi Bisnis Desa di Purwakarta oleh Mahasiswa KKN ITB

Revolusi Bisnis Desa di Purwakarta oleh Mahasiswa KKN ITB

D4 TLM FITKes Unjani laksanakan Cegah & Pengendalian Vector Penyakit Demam Berdarah di Kota Cimahi

D4 TLM FITKes Unjani laksanakan Cegah & Pengendalian Vector Penyakit Demam Berdarah di Kota Cimahi

EKRAF Kecamatan Bojong Inisiasi Wisata Kuliner & Panggung Budaya

EKRAF Kecamatan Bojong Inisiasi Wisata Kuliner & Panggung Budaya

EKRAF Bungursari Bersama Influencer Promosikan UMKM Purwakarta

EKRAF Bungursari Bersama Influencer Promosikan UMKM Purwakarta

Unjani Berikan Edukasi dan Tes Lab pada Remaja MAN Kota Cimahi

Unjani Berikan Edukasi dan Tes Lab pada Remaja MAN Kota Cimahi