Daridesa.com | Kendari – Puskemas Perumnas mencoba memberikan pelayanan yang berbeda dengan puskesmas lainnya. Inovasi tersebut dirintis oleh Kepala Puskesmas Perumnas, Patma Ayunita untuk selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi warga.
Menurutnya, tidak ada lagi alasan atau kendala utamanya biaya bagia warga yang tetap ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Baik mereka yang tidak memiliki BPJS maupun tidak memiliki uang untuk berobat.
Dijelaskan juga, untuk beberapa pelayanan yang tidak diindikasikan untuk diperiksa, tidak berlaku BPJS, namun hanya dengan menukarkan sampah maka warga akan tetap mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Ada beberapa, misalnya kalau cek kolesterol atau hanya periksa gula darah, misalnya warga hanya ingin check up maka bisa ditukarkan dengan sampah,” jelasnya, Rabu (23/1/2019).Namun, bagi sebagian warga juga bisa tetap menyimpan uang dari sampah yang ditukarkan jika tidak ingin berobat.
“Ini semacam tabungan, jadi setiap warga yang datang ada jalur khususnya untuk membawa sampahnya, kemudian akan diberikan pelayanan dari petugas kami. Petugas kami akan menimbang sampahnya, kemudian kami tanyakan kepada warga apakah mau langsung digunakan untuk berobat atau mau ditabung,” jelasnya.
Saat ini, pihaknya menerima sampah berupa sampah plastik dan kerta yang harganya itu antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 untuk sampah plastik dan Rp 800 sampai Rp 1.200 untuk sampah kertas.
Ia menuturkan jika inisiatif yang dilakukannya itu sudah berjalan selama empat bulan. Pasalnya, ia melihat sampah-sampah plastik tersebut bisa didaur ulang. Sebagai contoh, sampah plastik botol aqua bisa dijadikan tirai dan digunakan di puskesmas yang ia pimpin.
Tidak hanya itu, alasan lain ia mengajak warga untuk menabung sampahnya agar tidak dibuang di sembarang tempat sehingga menimbulkan banjir.
“Kan kalau sampah plastik itu lama proses kalau dibuang di sembarang tempat, sehingga dengan begini warga akan mengumpulkan sampah plastiknya,” ujarnya.
Haena (41) seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) mengaku sangat terbantu dengan program tukar sampah tersebut.
“Saya rajin sekali datang ke puskesmas untuk tukar sampah saya. Ada yang saya pake berobat, ada juga yang saya tabung,” terangnya.
Dikatakannya, jika dalam sebulan ia semakin sering mengontrol kondisi kesehatannya, bisa dua sampai tiga kali sebulan. (Red)