Opini, daridesa.com – Kapan terakhir kali anda menonton film. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknik lainnya kepada masyarakat umum. Masyarakat pasti mengenal apa yang dinamakan dengan film. Film telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sejak kemunculannya yang pertama berupa gambar bergerak berwarna hitam putih, hingga saat ini diproduksi film dengan konsep tiga dimensi yang digunakan teknologi canggih.
Film merupakan salah satu bentuk media massa audio visual yang sudah dikenal oleh masyarakat. Khalayak menonton film tentunya adalah untuk mendapatkan hiburan seusai bekerja, beraktivitas atau hanya sekedar untuk mengisi waktu luang.
Kekuatan film dalam mempengaruhi orang-0rang terdapat dalam aspek audio visual yang terdapat di dalamnya, juga kemampuan sutradara dalam menggarap film tersebut sehingga tercipta sebuah cerita yang menarik dan membuat penonton terpengaruh.
Film juga berfungsi untuk media komunikasi massa sebab disaksikan oleh banyak orang. Pesan yang terkandung dalam film disampaikan secara luas kepada masyarakat yang menyaksikan film tersebut.
Kemampuan film dalam menyampaikan pesan terletak dari jalan cerita yang
dikandungannya. Terdapat beberapa tema penting yang menguatkan bahwa film sebagai media komunikasi massa.
Tema pertama adalah pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Tema ini berkenaan dengan kemampuan film dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dengan waktu yang singkat.
Harus kita akui bahwa kekuatan film dalam memberikan efek dan dampak kepada masyarakat tidak terlepas dari kemampuan para awak dan kru film dalam memanfaatkan teknologi canggih dan membuat skenario yang menarik.
Kemunculan film action atau laga merupakan salah satu dari perkembangan teknologi film yang
menjadi salah satu ‘batu loncatan’ kemunculan film-film bertema sama.
Bintang film laga terkenal seperti Arnold Scwharzenegger, Jean-Claude van Damme, merupakan aktor laga yang besar lewat produksi film di Hollywood.
Penonton tidak perlu berpikir dua kali dan langsung membeli tiketnya tapi pernahkah terpikirkan bagaimana sejarahnya kemunculan film itu. Film merupakan gambar bergerak yang membentuk sebuah cerita.
Film atau motion pictures di temukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip potografi dan proyektor.
Kemudian dari proses tersebut, munculah sebuah gambar gerak yang membentuk cerita dan menarik untuk di tonton. Hasil itulah yang di sebut film.
Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film The Great Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903.
Film tersebut tentunya masih sangat sederhana dan belum berwarna, selain itu juga masih berupa film bisu.
Apabila film permulaannya merupakan film bisu, maka pada tahun 1927 di Broadway amerikat serikat muncul film bicara yang pertama meskipun belum sempurna.
Elvinaro membagi film menjadi empat jenis, yaitu:
1. Film Cerita
Jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop, dengan topik berupa cerita fiktif.
2. Film berita
Film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi.
3. Film Dokumenter
Merupakan film hasil interpretasi pribadi dari pembuatnya mengenai kenyartaan
4. Film kartun
Film kartun dibuat untuk konsumsi anak-anak, berupa perpaduan gambar kartun yang digerakan oleh komputer.
Keberagaman jenis film seperti di atas membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menontonnya.
Sebuah film yang menurut penonton bagus biasanya di lihat dari jalan ceritanya, bintang film nya, adegan-adegan di dalamnya, karakter yang ditonjolkan oleh tokoh di dalam film, dan lain-lain. Tetapi, semua itu tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada sutradara.
Sutradara otak dari pembuatan sebuah film. Tanpa ada sutradara, tidak akan ada
sebuah film.
Peran seorang sutradara menetukan keberhaasilan sebuah film. Sebab, jalan cerita sebuah film, adegan, pemilihan tokoh, semuanya ada di sutradara.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca dan menambah wawasan oleh pembaca.
Penulis : Dede Raidatul Adawiyah, Mahasiswa KPI STAI DR. KH. EZ. Muttaqien Purwakarta