Kepala Desa Sindangmulya Sowan ke Para Kiai dan Tokoh Masyarakat

Kepala Desa Sindangmulya Sowan ke Para Kiai dan Tokoh Masyarakat

Bekasi, daridesa.com – Kegiatan rutin Kepala Desa Sindangmulya Selpia Indriyani beserta jajarannya sowan atau berkunjung ke guru, kiai, orangtua dan tokoh masyarakat yang ada di Sindangmulya. Senin, (9/5).

Dikutip dari instagram Desa Sindangmulya. Para staf mendampingi ibu kepala desa mengunjungi satu persatu tokoh di kediamannya.

Para tokoh yang dikunjungi diantaranya, Almarhum Bapak Kiai Yusuf Kamil (Pondok Pesantren Al-Kamiliyyah), Bapak Kiai Jamaludin Annawawi (Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat), Umi Mumun (Ponpes Tarbiyatul Fallah Putri), Bapak Kiai Drs. Ahmad Soleh (Ponpes Al-Baqiyatusshilhat Al-Abadiyyah) serta kiai sepuh Kampung Cibogo yaitu Kiai Zainal Muslim.

Selain itu Selpia Indriyani mengunjungi para tokoh Desa Sindangmulya salah satunya Bapak H. Acong Deding lurah hormat di Kampung Cikoronjo dan Bapak H. Abdul Gani.

“Harapannya semoga kegiatan ini bisa mempererar tali silaturahim antara pemerintah desa dengan para tokoh yang ada di Desa Sindangmulya”, tandasnya. (Fhrl).

Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman

ARTIKEL TERKAIT
Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Siap Hadapi Era Desa 5.0 dengan Semangat Kolaborasi dan Inovasi

Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Siap Hadapi Era Desa 5.0 dengan Semangat Kolaborasi dan Inovasi

Mahasiswa STIEB Perdana Mandiri Antusias Ikuti Kelas Jurnalistik, Tingkatkan Literasi dan Kepekaan Sosial

Mahasiswa STIEB Perdana Mandiri Antusias Ikuti Kelas Jurnalistik, Tingkatkan Literasi dan Kepekaan Sosial

Siswi SD Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Pulang Sekolah di Purwakarta

Siswi SD Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Pulang Sekolah di Purwakarta

Merdeka Belajar, Tapi Belum Bisa Membaca

Merdeka Belajar, Tapi Belum Bisa Membaca

PMII Purwakarta Desak Solusi Adil bagi Warga Tergusur Tanah Negara

PMII Purwakarta Desak Solusi Adil bagi Warga Tergusur Tanah Negara

Seragam Sama, Nasib Tak Sama: Mempertanyakan Keadilan di Balik Wajib Belajar 9 Tahun

Seragam Sama, Nasib Tak Sama: Mempertanyakan Keadilan di Balik Wajib Belajar 9 Tahun