Purwakarta, daridesa.com – Potensi alam Gunung Rahayu resmi diangkat menjadi destinasi wisata edukatif dan alam terbuka lewat Grand Opening yang digelar bersamaan dengan Bazar UMKM oleh Kelompok 5 KPPM STIE WIKARA 2025, Senin (4/8/2025). Kegiatan berlangsung di GOR Desa Bojong Timur serta kawasan basecamp hingga puncak Gunung Rahayu, Kecamatan Bojong Timur, Kabupaten Purwakarta.
Acara ini dihadiri aparatur desa, perangkat kecamatan, instansi pariwisata Kabupaten Purwakarta, serta komunitas pecinta alam. Kepala Dinas Disporaparbud beserta jajaran, Ketua Pokdarwis, Ketua BPD, Camat Bojong, Kapolsek Bojong, Babinsa, dan perwakilan kelompok pecinta alam seperti KPG, MAPALA WIKARA, dan SISPALA turut memberikan dukungan.
Perwakilan mahasiswa KPPM mengungkapkan, motivasi utama menjadikan Gunung Rahayu sebagai destinasi wisata adalah potensi alamnya yang indah, udara sejuk, dan dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat. “Harapannya wisata ini bisa menjadi ikon desa dan berdampak pada peningkatan ekonomi warga,” ujarnya.
Dengan ketinggian 1.147 mdpl, Gunung Rahayu menawarkan tiga daya tarik utama yaitu panorama alam memukau, spot foto unik berbentuk perahu, serta unsur budaya berupa dua joglo dan permainan tradisional roli-rolian. Persiapan acara meliputi survei lokasi, identifikasi potensi wisata, hingga pembangunan fasilitas seperti pintu rimba, joglo ngopi, dan area foto. Setelah peresmian, pengelolaan wisata akan dilakukan oleh Pokdarwis di bawah BUMDes, melibatkan karang taruna dan aparatur desa untuk menjaga keberlanjutan dan kenyamanan pengunjung.
Bazar UMKM yang digelar pukul 07.00–17.00 WIB menampilkan beragam produk khas desa, seperti Borondong Ketan Sawargi, Sayid Kempring, dan Dapur Cemilan, bersama pelaku usaha lokal lainnya. Antusiasme warga terlihat dari ramainya pengunjung dan meningkatnya penjualan produk. Mahasiswa KPPM berharap wisata ini terus berinovasi, mendapat dukungan berkelanjutan dari pemerintah, dan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi warga Bojong Timur.
Penulis: Siti Aminah
Dari Desa | Membaca Kampung Halaman