Purwakarta, daridesa.com – Ikut serta dalam kegiatan Sekolah Perempuan Nusantara yang diselenggarakan oleh Bumi Perempuan Nusantara (BPN), 10-12 Maret 2023. PC PERMATA Bandung sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
Mendelegasikan peserta dari PERMATA Bandung, Sekolah Perempuan Nusantara merupakan bentuk Pengarusutamaan Gender di tingkat grassroots (akar rumput) untuk lebih memberdayakan perempuan sehingga para peserta dibentuk untuk memiliki jiwa leadership dikalangan perempuan, dan bisa menjadi pelopor solusi terhadap perkembangan Zaman di Nusantara.
“Sekolah Perempuan Nusantara benar-benar menjadi ajang bertemunya perempuan-perempuan dari berbagai organisasi yang saling berbagi pengalaman dan lebih terbuka terkait bagaimana kondisi perempuan hari ini, dalam forum ini banyak informasi baru untuk menambah pengetahuan dan memperkuat pemahaman, juga motivasi-motivasi yang luar biasa.” Ucap Rahma (sebagai delegasi peserta dari PERMATA Bandung.)
Melihat landasan hukum yang telah di paparkan oleh ambu mengenai perbup tentang pedoman pengarusutamaan gender, lalu perda tentang kabupaten layak anak, kemudian perda tentang penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak tentu landasan itu untuk menangani isu terkait kesetaraan gender seperti KDRT, Pelecehan Seksual, Pernikahan di bawah umur dan yang lainnya.
Lalu bagaimana peran organisasi perempuan mengimplementasikan perbup dan perda tersebut ?, karena peran organisasi perempuan sangat penting dalam gal ini salah satunya seperti PPK di desa sejauh ini masih mengacu pada kegiatan yang sifatnya domestik, atau kegiatan seperti senam sehat. “Ucap Rahma”
Jadilah perempuan mandiri, pupuk nalar intelektual, spiritual dan paling utama perempuan harus punya prinsip. Mindset perempuan banyak memiliki keterbatasan dalam berperan aktif itu harus di rubah menjadi perempuan bisa melakukan apapun dalam hal apapun. perbanyak organisasi sebelum ruang gerak terbatas ( Menikah).
Sehingga kita bisa jadi contoh dan bisa mensosialisasikan kepada masyarakat. “ucap Ambu Anne Ratna Mustika (Bupati Purwakarta)”
“Model pemberdayaan perempuan ini sangat cocok jika ditujukan pada pada aktivis perempuan, yang mana mampu sehingga menumbuhkan nalar kritis dan membangun mindset positif, perempuan bisa lebih bebas dan semakin berdaya secara intelektual, inovatif dan adaptif terhadap pengembangan zaman di Nusantara. (Ahmad Ghozin Abdil Aziz) Ketua Umum PERMATA Bandung.”
Terlebih dalam moment berbincang dengan Ambu, ada beberapa peserta yang mengemukakan keluhannya terkait dengan persoalan perempuan, yaitu masih sering kali ada persaingan dilingkaran perempuan itu sendiri, sudah saatnya kaum perempuan bersatu tidak ada alasan untuk melawan keraguan bahwa perempuan bisa melakukan apasaja yang sejatinya itu bukan qodrat seorang perempuan.
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman