Mengenal Mang Zaenx dan Purwakarta Sebagai Daerah Komoditas Penanaman teh Sejak 1827

Mengenal Mang Zaenx dan Purwakarta Sebagai Daerah Komoditas Penanaman teh Sejak 1827

Purwakarta, daridesa.com – Kesegaran dibalik secangkir teh yang kita nikmati setiap hari, ternyata memiliki cerita dan rahasianya tersendiri. Kunci dalam memperoleh teh yang berkualitas berawal dari teknik pemetikan pucuk yang baik dan benar hingga sampai proses penyajian.

Teh sebagai salah satu komoditas potensi nasional perlu mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pemangku kepentingan. Upaya pembenahan dari hulu hingga hilir perlu diintensifkan agar industrinya bisa bergairah kembali dan menjadi komoditas unggulan penghasil devisa bagi negara.

Sebelum memasuki periode kemerdekaan, yakni pada tahun 1827 daerah kaki gunung burangrang dari Kiarapedes, Wanayasa, Bojong. Membentang dari daerah Pasir nagaracina hingga sindangpanon kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Merupakan daerah komoditas penanaman teh pertama di Indonesia.

Asep Setiaji atau kerap disapa Mang Zaenx memulai usahanya dengan berlatarbelakang dari keluarga petani.

“Sebetulnya saya berasal dari keluarga petani, itu pun petani konvensional dan diawal 2008 saya mulai terjun ke dunia teh dan masih kelas pundak (Kuli panggul, Red)”. Ujar Zaenx kepada daridesa.com

Tahun demi tahun, usaha Zaenx dalam menggairahkan kembali komoditas teh di daerahnya berkembang dan pesat.

“Dan di tahun 2010 Alhamdulillah saya punya motor tua sebagai pembantu sarana usaha saya, dan di 2012 Alhamdulillah saya punya mobil sehingga di tahun 2013 saya mendirikan pabrik, dimana dengan tujuan untuk menampung dan mengelola hasil dari para petani teh tersebut”. tutur Zaenx.

Pabrik teh milik Zaenx pun memproduksi 2 jenis teh yaitu teh setengah jadi dan teh seduh kemasan. Dari bahan teh setengah jadinya tersebut Zaenx dapat memenuhi kebutuhan Teh di daerah Banyumas, untuk diolah menjadi teh melati dengan kuantitas pengiriman 40 ton setiap bulan.

Sebagai wujud kepedulian Zaenx kepada petani, ia pun mendirikan kelompok tani guna memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan para petani dan pertumbuhan ekonomi secara lokal maupun nasional.

“Alhamdulillah di tahun 2013 yang terlibat dalam usaha ini mencapai 69 orang. Dari mulai pemetik, tengkulak ,pemasak di pabrik dan sebagainya”.

Sebagai penutup Zaenx mengajak untuk menjadi petani karena menjadi petani adalah profesi yang sanagat mulia

“Mari berani menjadi petani, karena bertani adalah profesi yang sangat mulia dan terhormat, karena turut menjaga ketahanan pangan nasional.” Ujarnya. (Frhn/Red)

Berita dari desa | Membaca kampung halaman

ARTIKEL TERKAIT
PMII Purwakarta Kritik Keras Kebijakan Jam Malam Bupati Purwakarta: Pelajar Dibatasi, Kreativitas dan Kesejahteraan Terabaikan

PMII Purwakarta Kritik Keras Kebijakan Jam Malam Bupati Purwakarta: Pelajar Dibatasi, Kreativitas dan Kesejahteraan Terabaikan

100 Hari Kepemimpinan, Aliansi BEM Purwakarta Layangkan Kritik Terbuka ke Bupati: Soroti Masalah Pendidikan hingga Gedung GCC

100 Hari Kepemimpinan, Aliansi BEM Purwakarta Layangkan Kritik Terbuka ke Bupati: Soroti Masalah Pendidikan hingga Gedung GCC

Komunitas Pena dan Lensa Lakukan “Jarambah Lur” ke Desa Pasir Angin untuk Riset Awal Budaya Domyak

Komunitas Pena dan Lensa Lakukan “Jarambah Lur” ke Desa Pasir Angin untuk Riset Awal Budaya Domyak

Bangun Ekosistem Komunitas Film, Ekraf Minta Pemda Purwakarta Perhatikan Sektor Film

Bangun Ekosistem Komunitas Film, Ekraf Minta Pemda Purwakarta Perhatikan Sektor Film

Dzikr Abazis Subekti Sayangkan Aksi Pengeroyokan Seorang Nenek di Cianjur

Dzikr Abazis Subekti Sayangkan Aksi Pengeroyokan Seorang Nenek di Cianjur

Heru Kurniawan Terpilih Sebagai Kepala Desa Gandamekar Plered

Heru Kurniawan Terpilih Sebagai Kepala Desa Gandamekar Plered