Musang BEM PEI ke VII, Hikam Abdullatif Unggul Dalam Perolehan Suara

Musang BEM PEI ke VII, Hikam Abdullatif Unggul Dalam Perolehan Suara

Purwakarta, daridesa.com — Musyawarah Anggota (Musang) BEM Politeknik Enjinering Indorama ke VII telah usai dihelat pada hari Selasa (9/11/2021).

Untuk Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Enjinering Indorama diikuti oleh 3 calon ketua.

Adapun tiga kandidat Ketua BEM Politeknik Enjinering Indorama tersebut adalah Hikam Abdullatif, Nopi Rahmawati, dan Muhammad Zidan Rafliansyah.

Berdasarkan hasil pemilihan dan penghitungan suara yang dihasilkan, suara terbanyak diperoleh calon nomor 1 yaitu Hikam Abdullatif, yaitu sebanyak 101 suara.

Kemudian untuk kandidat 2 yaitu Nopi Rahmawati memperoleh suara sebanyak 43 suara. Sedangkan kandidat nomor 3 yaitu Muhammad Zidan Rafliansyah memperoleh suara sebanyak 51 suara.

“Ya, sudah fix hasilnya,” ujar Ihsan Sukandari selaku Panitia Adhoc pada Selasa (9/11/2021).

Sambung Ihsan, Pelaksanaan Pesta Demokrasi di lingkungan Politeknik Enjinering Indorama tersebut pun berjalan aman dan lancar.

“Alhamdulillah pelaksanaan Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PEI berjalan aman dan lancar,” pungkasnya. (Red)

Berita dari desa | Membaca Kampung Halaman

ARTIKEL TERKAIT
Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Siap Hadapi Era Desa 5.0 dengan Semangat Kolaborasi dan Inovasi

Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Siap Hadapi Era Desa 5.0 dengan Semangat Kolaborasi dan Inovasi

Mahasiswa STIEB Perdana Mandiri Antusias Ikuti Kelas Jurnalistik, Tingkatkan Literasi dan Kepekaan Sosial

Mahasiswa STIEB Perdana Mandiri Antusias Ikuti Kelas Jurnalistik, Tingkatkan Literasi dan Kepekaan Sosial

Siswi SD Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Pulang Sekolah di Purwakarta

Siswi SD Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Pulang Sekolah di Purwakarta

Merdeka Belajar, Tapi Belum Bisa Membaca

Merdeka Belajar, Tapi Belum Bisa Membaca

PMII Purwakarta Desak Solusi Adil bagi Warga Tergusur Tanah Negara

PMII Purwakarta Desak Solusi Adil bagi Warga Tergusur Tanah Negara

Seragam Sama, Nasib Tak Sama: Mempertanyakan Keadilan di Balik Wajib Belajar 9 Tahun

Seragam Sama, Nasib Tak Sama: Mempertanyakan Keadilan di Balik Wajib Belajar 9 Tahun