Daridesa.com | Opini – Penyebaran Covid-19 belum pula terlihat menurun di negeri kita, hal itu menyebabkan banyak peraturan baru yang kian banyak merugikan berbagai kalangan, terutama pada golongan masyarakat menengah kebawah.
Social distancing yang berlaku selama pandemi virus corona sangat berdampak terhadap menurunnya ekonomi masyarakat, bahkan banyak yang kehilangan mata pencahariannya. Bukan hanya itu, akibat banjirnya berita tentang covid-19 diberbagai media masa, membuat kesehatan mental bisa terganggu.
Ditambah lagi apabila dalam masa itu, mereka yang menjalani social distancing sering membaca berita negatif mengenai virus corona di media sosial.
Dalam hal ini, literasi digital bisa menempatkan seseorang sebagai konsumen informasi yang lebih aktif, misalnya mampu menilai konten digital apakah tepercaya atau mengandung bias tertentu, Belajar literasi digital juga membuat kita memiliki pemahaman yang lebih.
Misalnya pemahaman lebih luas tentang ruang digital, bagaimana perusahaan raksasa seperti Facebook dan Google beroperasi dan mendapat laba, peluang dan hambatan yang dimiliki internet bagi proses demokrasi dan partisipasi politik. Pengguna media sosial yang kritis tidak hanya mampu untuk mempertanyakan kebenaran suatu informasi, namun juga akan melakukan aksi nyata memerangi misinformasi.
Misalnya, seseorang yang membaca informasi di beranda Facebook-nya tidak akan langsung membagikan informasi tersebut sebelum melakukan pengecekan fakta di sumber yang tepercaya. Dia khawatir apabila informasi yang dibagikan tersebut tidak benar dan dapat merugikan orang lain. Untuk meningkatkan kemampuan literasi digital, kita dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran kita dalam bermedia sosial: berpikir sejenak sebelum melakukan retweet di Twitter, share di Facebook, atau forward di WhatsApp.
Kesadaran untuk melindungi orang lain dari paparan misinformasi menjadi langkah awal yang sangat penting untuk memicu ketertarikan kita dalam mempelajari lebih lanjut hal-hal berkaitan dengan lingkungan dan infrastruktur digital. Dalam kondisi pandemi sekarang ini, semua manusia menginjak kedalam new lifestyle dengan sistem serba Daring (Dalam Jaringan).
Sehingga banyak sekali nilai positif dan negatif yang bisa diterima oleh para pengguna setiap waktunya. Dan pada akhirnya kita semua ‘terpaksa’ harus melek teknologi.
Di era kemajuan teknologi sekarang ini, mari kita gunakan kemudahan ini untuk menyebarkan informasi yang positif, yang dibutuhkan masyarakat untuk melawan virus corona tersebut. Dengan menyebarkan informasi positif, corona tidak akan bisa pergi, tanpa adanya kesadaran dari masyarakat. Yang harus kita lakukan sekarang adalah membangun rasa solideritas yang tinggi, saling menguatkan dan menerapkan gaya hidup yang sehat.
Apalagi untuk anak muda, sangat rentan sekali mentalnya akan terkena dampak pandemi ini. Peristiwa seperti ini harus kita alihkan kedalam energi yang lebih positif, misalnya merubah beberapa pola hidup yang seperti biasanya. Memulai kegiatan baru dengan harus di rumah saja, dan mencari peluang usaha untuk mendapatkan uang, karena kuota dan hal lain yang menjadi kebutuhan utama sehari-hari.
Menurutku, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk anak muda agar tetap produktif dan berkarir meski harus di rumah saja, itulah pentingnya literasi digital, kita bisa banyak belajar melalui internet baik google maupun youtube. Menurutku inilah beberapa hal yang bisa menjadi new lifestyle kamu di tengah pandemi seperti ini.
Pertama ‘menulis’, tidak sedikit penulis untuk mengasingkan diri atau mencari tempat yang nyaman dan sepi. Nah menurutku, momen kita yang sedang karantina ini tepat untuk kamu agar tetap produktif di rumah, biasakan mencoba dan memulai belajar untuk menuangkan ide atau imajinasi kedalam tulisan. Kamu bisa menulis naskah film, cerita pendek, opini, puisi. dll, sehingga bisa menuangkannya kedalam blogg atau media sosial lainnya.
Kedua ‘youtuber’, mendadak jadi youtober juga sangat menarik dan mudah dilakukan, kamu bisa memanfaatkan waktu kamu yang sedang dirumah saja untuk tetap produktif, gausah keluar rumah bikin konten nya. Bisa bikin vlog opini atau tutorialan tutuorialan melalui smarthandphone kita, jika ditekuni bidang ini bisa menjanjikan, terutama dalam menghasilkan uang
Ketiga ‘bertani’, menjadi petani juga tidak harus memiliki lahan yang luas. Asal ada kemauan, kamu bisa memulainya di pekarangan rumah, seperti yang dilakukan oleh temen-temenku Himpunan Pemuda Tani (Hidata) di wanayasa. Bahkan sejak dulu ada istilah petani pekarangan, Yang mana petani pekarangn ini adalah mereka yang tergolong menjadi petani yang memanfaatkan lahan rumahnya.
Beberapa hari ini, new lifestyle sudah diucakan oleh pemerintahan kita. Itu tandanya kita akan memulai kebiasaan yang baru, kegiatan yang baru, hidup survive dan menjadi manusia yang serba apa-apa internet. Tapi tidak menjadi masalah dan halangan, untuk kamu Yang selalu ingin mencoba berinovasi.
Penulis: Hadi Albulaqi (Founder Komunitas Pena dan Lensa)