Batang, daridesa.com – Guru Madrasah Ibtida’iyah Salafiyah (MIS) Desa Pangempon, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Anif Syarifudin menegaskan kepada orang tua untuk menyisakan waktu untuk dampingi pertumbuhan anak pahami ilmu, walaupun hanya sepuluh persen.
Hal itu dikatakan dalam diskusi virtual pada Rabu, (12/4/23) di Instragram @batang.update yang bertajuk ‘Lingkungan Kita Darurat Kekerasan Seksual, Kita Kudu Piye?’.
“Orang tua harus berikan edukasi dasar dan amati perkembangan anak pahami ilmu yang didapat, jangan hanya fokus mencari penghidupan,” tegasnya.
Anif sapaan akrabnya menilai, pendampingan anak oleh orang tua semakin berkurang, sebagai orang tua jangan semata pendidikan anak dipasrahkan begitu saja ke pihak sekolah ataupun pesantren.
“Saya berharap ada sinergitas antara orang tua dengan pihak sekolah atau pesantren anaknya belajar,” ungkapnya.
Karena, anak belajar di sekolah ataupun pesantren terbatas dengan waktu, lebih banyak dihabiskan waktu di luar, artinya pendampingan orang tua sangatlah penting, terutama soal teknologi yang sekarang sangat mudah diakses.
“Tantangan pergaulan sekarang tidak hanya dilingkungan sekitar saja, tapi ada pergaulan media sosial yang sangat berperangaruh juga,” terangnya.
Ia memaparkan, postingan di media sosial dan whatsapp seolah-olah tidak ada batasan antara anak-anak dengan orang dewasa, tentang gaya bicara, pakaian, dan gaya berhubungan.
“Ini sangat berbahaya jika dibiarkan terus menerus, harus ada pendampingan khusus untuk anak,” tegasnya.
Dengan maraknya kejadian kekerasan dan pelecehan seksual akhir-akhir ini, dirinya memandang kurangnya pemahaman ilmu dan penguatan mental yang terus dilatih sejak dini.
“Jika bicara fitrah, manusia itu dibekali akal dan hawa nafsu, termasuk nafsu seksual, ketika sudah terjerumus kedalam segala ide tercipta,” jelasnya.
Anif meyakini, dengan pemahaman ilmu dan penguatan mental yang terus dilatih sejak dini dengan pendampingan orang hal demikian bisa dihindari. (Solekha).
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman