Wonosobo, daridesa.com – Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Wonosobo Melawan, menggelar aksi Panggung Rakyat dalam rangka memperingati Hari Buruh Nasional “May Day” pada Sabtu, (01/05/2021) di Bundaran Selatan Alun-alun Wonosobo.
Aksi yang mengangkat tema “Panggung Rakyat; Ruang Ekspresi di Bawah Rezim Penggusuran” ini diikuti oleh Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Wonosobo, Gempa Dewa (Gerakan Masyarakat Peduli Alam Wadas Purworejo), Teater Banyu, serta beberapa orang yang sudah tergabung dalam Aliansi Wonosobo Melawan.
Koordinator umum aksi dengan nama inisial N.A.P (nama disamarkan) mengatakan, setidaknya ada 10 tuntutan aksi yang dibawa, yaitu Cabut Undang-undang Omnibus Law, Bebaskan tahanan politik Omnibus Law, Hentikan Eksploitasi Alam, Wujudkan reforma agrarian sejati, Cabut IPL Wadas, Wujudkan pendidikan gratis, Sahkan RUU P-KS, Sahkan RUU Masyarakat Adat, Hentikan Represifitas Aparat, dan Usut tuntas kasus pelanggaran HAM.
Koordinator umum aksi menuturkan, bahwa May Day merupakan sebuah momentum perjuangan dan hari perlawanan masyarakat untuk memunculkan isu-isu baik isu skala nasional maupun kedaerahan.
“May Day jelas bukan hanya tentang memperingati hari buruh, tapi ini adalah momen untuk memunculkan isu-isu baik nasional maupun daerah,” jelasnya.
Menyikapi peringatan May Day ini, tidak terlepas dari perjuangan kaum buruh. Disisi lain isu buruh juga berkaitan dengan isu lingkungan, karena awal mula masyarakat menjadi buruh yaitu ketika masyarakat petani dirampas lahan pertaniannya. Sehingga, adanya Undang-undang Omnibus Law ini tidak hanya berdampak pada buruh tetapi juga berdampak pada lingkungan.
“Sejarah awal mula masyarakat menjadi buruh karena petani yang dirampas lahan pertaniannya. Sehingga jelas ada hubungan antara isu buruh dengan isu ekologi,” ujar N.A.P saat diwawancarai.
Terakhir Koordinator umum aksi menegaskan, jelas masyarakat tidak bisa lagi mengharap dengan pemerintah. Perjuangan untuk kesejahteraan dan keadilan tidak bisa dititipakan kepada siapa saja. Untuk kedepan perubahan yang akan terjadi pada suatu daerah atau negara ada pada gerakan masyarakat bukan lewat pemerintah atau berbagai instrumennya.
“Harapannya yang jelas kita tidak bisa mengharap lagi dengan pemerintah, kesejahteraan dan keadilan masyarakat hanya bisa terwujud melalui gerakan masyarakat bukan pemerintah atau instrumennya,”
Aksi berjalan dengan tertib dengan pengawalan keamanan dari sejumlah aparat gabungan seperti Polres Wonosobo, TNI, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan. Pertunjukkan musikalisasi puisi, poster, serta pembagian takjil menjadi menjadi puncak sekaligus menutup aksi panggung rakyat.
Pewarta : Nur Fatma Az Zahra dan Miftakhul Fawaid
Berita dari desa | Membaca Kampung Halaman