Jakarta, daridesa.com – Wasekjend PB PMII Aris Tama atau biasa disapa Aris mengintruksikan kader-kader PMII distruktur untuk untuk pokus konsolidasi internal atau mengkonsolidasikan anggotanya secara konservatisme, komprehensif atau sesuatu yang dapat dilihat dari segala sisi secara menyeluruh menyebar ke berbagai macam sektor.
Misalnya untuk kesejahteran wahana pengetahuan dan sosial kader se misal
Mendorong setiap PKC PC PK PR PMII untuk dapat menyelenggarakan kelas Genealogi dan Epistemologi PMII. Sebab, dua hal ini menjadi sangat substansial di tengah situasi yang chaotik saat ini. Kelas tersebut baiknya dilaksanakan secara masif sampai pada akar rumput (Rayon). Sehingga dapat menciptakan anggota dan kader yang mengetahui dan paham arah juang lahirnya organisasi PMII.
Serta kehidupan di berbagai sektor, kata Aris, para kader PMII juga harus memperkuat dakwah-dakwah aswaja dan membumikan Islam rahmatan lil alamin di diri kita masing masiang secara khusus dan umum di kampus kampus.
“Kita harus peduli secara sosial dan kesejahteran generasi muda Islam Indonesia yang memegang teguh Islam Ahlusunnah Wal Jamaah dan di sisi lain mereka adalah intelektual muda.”
Aris mengatakan para kader PMII bisa berdakwah aswaja dengan caranya masing-masing, dijalannya masing-masing.
Dan peduli degan hal sosial serta kemakmuran dan kesejahteran mahasiswa yang mana adalah aset bangsa di masa depan.
Sambung di atas Jadi kita bisa mendapatkan energi kenapa PMII harus ada? Kenapa PMII di bentuk? Jadi, kajian genealoginya bukan hanya sekedar memaparkan sejarah, tapi bagaimana sejarah tersebut bisa di telisik menggunakan pandangan kritis, sehingga kita tahu bahwa lahirnya PMII salah satunya sebagai wujud dari pertarungan Ideologi (Nilai) secara sadar, ungkap Aris.
“Tanpa adanya upaya luar biasa untuk menyiapkan sumber daya manusia yang andal, situasi itu bisa membawa Indonesia mengalami bencana demografi,” tutur dia.
Aris menilai bonus demografi ibarat dua sisi mata uang termasuk bagi kader PMII. Sisi pertama, kata dia, jika kader PMII dapat kreatif dan inovatif maka bonus demografi akan menghasilkan generasi emas yang berkontribusi membangun bangsa. Sebaliknya.
“Karena itu, PMII harus mempersiapkan para kadernya dan konsolidasi, anggotanya untuk tetap produktif dan selalu menghasilkan karya yang berkontribusi terhadap pembangunan bangsa,” kata dia.
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman