Opini, Daridesa.com – Kabupaten Purwakarta memiliki segudang tempat wisata yang sangat menarik dan strategis, dari mulai Nautical Tourism, Culture Tourism, Farm Tourism sampai Religious Tourism. Sektor Pariwisata di Kabupaten Purwakarta, sesungguhnya sangat menjanjikan mampu menimbulkan multiplier effect yang positif. Terutama dalam membentuk ekosistem perekonomian yang tumbuh di masyrakat, untuk itu di perlukan kesadaran Wisata dari berbagai pihak.
Apalagi secara amenitas dan aksesibilitas, Purwakarta Juaranya! Kenapa demikian? Purwakarta memiliki sarana pendukung pariwisata seperti hotel, homestay, kuliner yang terkenal sangat banyak, ditambah sarana jalan menuju wisata-nya yang leucir (Sebagian tempat wisata sudah tidak) . Dan lagi, Purwakarta memiliki ciri khas yang membuat wisatawan penasaran dan nyaman kalau sudah tiba di Purwakarta.
Salah satu strategy yang di gadang-gadang pemerintah pusat adalah “Masyarakat Sadar Wisata”, saya sangat sepakat! Tapi yakin pemerintahan di tingkat Desa sudah sadar wisata? Hehehe…
Kadang, justru yang mempersulit pengelola wisata dan yang membuat wisata tidak berkembang ya aparat Desa-nya sendiri! (Tidak semua ya), karena banyak juga Kepala desa yang sangat support full. Dari mulai haha hehe minta iuran bulanan, hingga hore-hore minta pelicin wajib izin penyelenggaraan event, padahal itu udah jelas pungli. Kalau ada aturan setiap tempat wisata ada event dan harus ngasih uwang kepada kepala desa-nya tolong kasih tau saya.
Lantas yang memantau dan memberikan sanksi mengenai hal-hal seperti itu tugas siapa? Dinas Pariwisata? DPMD? Atau Apdesi? jelas Tidak ada! Lapor juga akan dianggap hal yang wajar.
Mayasrakat Sadar Wisata
Salah satu kunci keberhasilan pengembang sektor pariwisata adalah bagaimana menciptakan masyarakat sadar wisata, masyarakat sadar wisata yakni masyarakat yang memahami bagaimana menjaga dan mengelola kawasan wisata tersebut. Selain itu, masyarakat yang memiliki frasa tinggi dalam kepekaan dan membangun hubungan humanis dengan wisatawan, sehingga para wisatawan dibikin betah untuk datang kembali dan kembali membeli produk-produk yang masyarakat jual di sekitar wilayah wisata tersebut.
Jelas jika masyarakat dan pemeritah desa setempat sadar wisata, pasti akan meningkatkan kunjungan wisatawan dan akan berdampak baik untuk berbagai sektor. Seperti transportasi, kuliner, UMKM, penginapan dan lain sebagainya. Tentunya akan berdampak terhadap peningkatan sektor ekonomi daerah, termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata tersebut.
Barnagkali kita membutuhkan peran besar dari asosiasi atau komunitas yang fokus terhardap pariwisata, seperti Pokdarwis, Kompepar, GenPi, Duta Pariwisata Mojang Jajaka, Komite Ekraf dan lain sebagainya. Untuk mempekuat kembali tugas dan peran masing-masing dalam mengedukasi masyarakat dan pemerintahan di tingkat desa
Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan, sehingga saat masing-masing tempat wisata melakukan promosi dengan gencar. Maka wisatawan yang datang tidak akan kecewa, sebaliknya malah akan membuat wisatawan tersebut menjadi nyaman. Apabila hal tersebut terjadi, maka promosi yang dilakukan akan bergaung. Semakin menggema dan memancing kedatangan wisatawan baru baik dari dalam maupun luar negeri.
Sektor Pariwisata tidak hanya menciptakan lapangan kerja di sektor tersier, tetapi juga mendorong pertumbuhan di sektor industri primer dan sekunder. Ini dikenal sebagai multiplier effect, dalam bentuknya yang paling sederhana adalah berapa kali uang yang dihabiskan oleh wisatawan beredar melalui perekonomian Desa dan berputar menjadi pendapatan Daerah.
Penulis: Hadi Albulaqi (Founder Kopel Studio & Pegiat Pariwisata)
Berita dari desa | Membaca kampung halaman