Purwakarta, daridesa.com – Puluhan lilin menyala di Taman Pembaharuan Purwakarta pada Kamis malam (4/9). Suasana hening dan penuh haru itu menjadi awal dari rangkaian acara “Sorak Riuh Bumi Pertiwi”, sebuah gerakan refleksi dan ekspresi seni yang digagas oleh anak muda Purwakarta.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi empat lembaga, yakni Komunitas Pena dan Lensa (KOPEL), BEM Polibisnis, Permata Purwakarta, serta Jabar Bergerak Zillenial (JBZ) Purwakarta. Dengan mengusung tema “Ekspresikan Diri, Tuangkan Hati Nurani Melalui Seni”, kegiatan ini menghadirkan dua rangkaian utama renungan suci dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan, serta mimbar seni di Taman Pembaharuan.
Koordinator acara, Antonius Immanuel Timmerman, menyebut bahwa Sorak Riuh Bumi Pertiwi lahir sebagai bentuk alternatif dalam menyuarakan aspirasi.“Kami ingin menghadirkan cara berbeda dalam berekspresi, tidak sekadar aksi turun ke jalan. Melalui seni, aspirasi bisa tersampaikan dengan damai sekaligus menyentuh hati,” ujarnya.
Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan. Banyak yang larut dalam suasana, bahkan tak sedikit yang meneteskan air mata saat momen renungan. Menurut panitia, respons positif itu menjadi bukti bahwa seni mampu menyatukan ekspresi dan kepedulian sosial.
Selain mengenang jasa pahlawan lewat tabur bunga, mimbar seni menjadi ruang bagi anak muda untuk tampil dengan puisi, musik, hingga teatrikal. Semua ekspresi itu bermuara pada satu tujuan yaitu menyuarakan kegelisahan sekaligus harapan bagi bangsa.
Sebagai penutup panitia merangkum semangat acara ini dalam satu kalimat,“Beraspirasi melalui seni adalah cara kami bersuara dengan indah, menggugah hati, dan menyalakan semangat perubahan. Lekas membaik, Bumi Pertiwi!”
Dengan hadirnya Sorak Riuh Bumi Pertiwi, generasi muda Purwakarta menunjukkan bahwa aspirasi bisa disampaikan dengan cara yang kreatif, kondusif, dan penuh makna, melalui kolaborasi lintas organisasi.
Penulis: Rara
Dari Desa | Membaca Kampung Halaman