Daridesa.com | Opini – Kasus infeksi virus corona COVID-19 di seluruh dunia pada tanggal 27 maret 2020 telah mencapai 531.860 dan ada 122.203 yang telah dinyataan sembuh berdasaran peta Coronavirus COVID-19 Global Cases by Jhon Hopins Case.
Mengutip dari gisanddata.maps.arcgis.com jumlah kematian arena COVID-19 secara global tercatat sebanyak 24.057 jiwa. Terus bertambah setiap harinya. Dalam data peta penyebaran virus corona kini ada 175 negara dan wilayah yang terjangkit termasuk Cina dan pasien dari apal pesiar Diamond Princces.
Amerika serikat tercatat sebagai Negara yang memiliki kasus terbesar yang mencapai 85.653 dengan kematian mencapai 1.290 dan 713 pasien sembuh sedangkan italia teratat sebagai Negara yang kematian paling besar menapai 8.215 jiwa. Total ematian terbesar berada di spanyol yang berjumlah 4.365. Bahkan di Indonesia sendiri jumlah pasien yang terdeteksi positifvirus corona bertambah signifian pada jumat (27/3/2020) angkanya mencapai 1046 kasus dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 87 orang, dengan jumlah yang sembuh 46 orang.
Menurut Word Health Oragnization (WHO) COVID-19 dapat menular melalui orang yang telah terinfeksi virus corona penyait dapat mudah tersebar melalui tetesan kecil dari hidung dan mulut ketia seseorang terinfeksi virus ini melalui bersin atau batu. Tetesan tersebut lalu mendarirt disebuah benda atau permukaan yang lalu disentuh dan orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Cara penyebaran virus COVID-19 etia tetesan eil itu di hirup oleh seseorang Ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.
Untuk mencegah bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi virus COVID-19 di Indonesia sendiri akhir akhir ini kita sering mendengar yang namanya social distancing dan lockdown. “ social distancing” adaah usaha untuk meminta warga agar tidak melakukan kontak fisik yang terlalu dekat antara satu sama lain, karena kedekatan jarak berpotensi menyebaran virus melalui tetesan airliur.
Selain soial distaning kita juga sering mendengar “lockdown” tersebut sudah dilakukan oleh beberapa Negara, dimana menurut pakar hal ini dilakukan ketika kasus sudah menapai 1000. Maka Negara tersebut harus mempertimbangan dengan serius kemunginan lockdown.
Di Indonesia kita juga sering mendengar istilah – istilah tersebut bahkan walikota Tegal telah melakukan lockdown selama 4 bulan kedepan setelah warganya terinfeksi COVID-19. Selain istilah istilah tersebut di Indonesia juga telah banyak seruan ajakan untuk berdiam diri dirumah sehingga muncul tagar dirumah saja untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19.
Dengan sering munculnya istilah lockdown, social distancing, dan banyaknya seruan ajakan untuk masyarakat agar dirumah saja itu menjadi strategi yang baik untuk menghentikan rantai penyebaran virus corona ini. Tentu saja ini tidak akan bisa berjalan dengan lancar jika tidak mendapat support dari masyarakat itu sendiri. Karena dengan strategi tersebut dapat memutusan rantai penyebaran virus Corona.
Agar virus ini cepat selesai diperlukan adanya kesadaran tersendiri dari masyarakat agar mulai mengurangi interkasi keluar jika memang tidak ada urusan yang terlalu penting dan mendesak, agar tidak terus bertambahnya penyebaran COVID -19 ini.
Mungkin ini akan terasa begitu sulit untuk dilakuan tapi ini adalah salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut agar tidak terus bertambahnya korban yang terinfeksi bahkan meninggal dunia. Tugas kita saat ini adalah selain mengurangi interaksi tapi juga harus saling mengingatkan dan terus berhati-hati agar kita tidak terinfeksi COVID-19.
Penulis: Muhamad Reza Attauriq, Ketua KEMPAKA Komisariat Cimahi dan Pengurus PMII Achmad Yani Cimahi