Daridesa.com| Purwakarta – Berbagai keanekaragaman gunung di Indonesia dengan keindahan alam yang menakjubkan sudah tidak diragukan lagi. Untuk para pecinta ketinggian dan pecinta alam gunung menjadi tempat favorit bagi mereka.
Di balik keindahan alam yang menakjubkan itu, umumnya menyimpan cerita yang beredar di masyarakat, seperti halnya Gunung Cupu yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Gunung cupu dengan memiliki ketinggian 333 Mdpl ini terletak di dua batas Kecamatan, yaitu kecamatan Plered dan Sukatani. Gunung Cupu menyimpan cerita dibalik penamaan sebuah desa yang belum diketahui sebagian masyarakat luas, termasuk keberadaan sebuah tapak kaki kuda di puncak gunung.
Dari salah satu sumber, Wira Atmaja (85) salah satu tokoh dan dalang. Menceritakan keberadaan telapak kaki kuda yang sulit dibuktikan kebenaranya.
Nama Cupu berasal dari nama penunggu gunung yang merupakan sosok makhluk gaib bernama Cupu Manik. Dia memiliki seekor kuda bersayap (Vegasus) bernama Samprani. Kuda tersebut sering terbang hilir mudik dari Gunung Hejo ke Gunung Cupu. Hingga akhirnya meninggalkan jejak kaki kuda yang hingga saat ini masih ada di bagian puncak gunung tersebut”. Ungkap kakek yang akrab disapa Ki Irat itu, di Kampung Cianting Tengah RT 03 RW 01, Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, Purwakarta.
Cerita keberadaan tapak kaki kuda itu erat kaitannya dengan nama Desa Cianting, Kecamatan Sukatani. Tempat dimana Gunung Cupu berada.
Istri dari Eyang Cupu Manik pada waktu itu terbang kemudian anting miliknya jatuh di Desa Cianting. Menurut Ki Irat, jatuhnya anting tersebut di sekitaran Kampung Cianting Tonggoh (atas). Ki Irat mengaku tidak mengetahui nama dari istri Eyang Cukup Manik.
Hal yang dia tahu bahwa keduanya adalah makhluk gaib yang pernah ada di kampungnya pada zaman dahulu.
“Teu apal ngaran istrina mah saha, ngan sa’apal aki mah kitu. Jadi aya kaitana antara Gunung Cupu sareung nami desa atawa lembur anu ayeuna namina Cianting”. Ujar kakek yang pernah menjadi dalang tersebut.
Dia mengakatan, di puncak Gunung Cupu terdapat sebuah gua kecil yang konon sering dijadikan tempat pertapaan, baik warga sekitar maupun warga yang berasal dari luar Kabupaten Purwakarta. “Baheulamah se’eur anu sok tarapa di luhur gunung menta sagala kaniatan,” ujarnya.
Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, Gunung Cupu kini berubah menjadi salah satu destinasi wisata alam di purwakarta. Gunung berketinggian 333 meter di atas permukaan laut dengan ketinggian tebing sekitar 150 meter dan lebar sekitar 27 meter ini, memiliki daya tarik tersendiri.
Jika sudah berhasil naik ke puncak gunung akan disuguhkan dengan pemandangan indah kota Purwakarta. Hamparan persawahan luas dan undakan gunung bongkok, gunung parang yang menambah keindahan pemandangan di atas Gunung Cupu. (Ayopurwakarta\Red)
Kabar dari desa | Membaca kampung halaman