Daridesa.com | Wonosobo- Dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Al Imam Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) menyelenggarakan kegiatan tumpengan dan Tadabur alam pada 24 Oktober 2019 bertempat di Taman Rekreasi Kalianget, Wonosobo.
Kegiatan ini di prioritaskan bagi anggota baru PMII Rayon Al Imam yang merupakan delegasi dari program study PAI, PGMI, PBA, PIUD, Pendidikan Fiska dan diikuti sebanyak 56 peserta.
Acara ini dibuka secara simbolis dengan pemotongan tumpeng oleh bapak Mukhtar Sofwan (ketua MABINRA) Rayon Al Imam. Bapak yang akrab dipanggil Mukhtar tersebut berpesan kepada seluruh peserta kegiatan juga pada seluruh kader PMII yang hadir bahwasannya kita semua sebagai kader PMII sekaligus sebagai santri pergerakan di hati kita harus tertanam “NKRI HARGA MATI”.
“Kita semua adalah orang-orang yang dipilih Indonesia untuk menjadi garda terdepan bangsa demi menegakkan dan menjaga keutuhan NKRI ini”. Minggu, (27/10/19).
Beliau juga menambahkan dengan adanya kegiatan Tadabur alam ini, supaya bisa menumbuhkan rasa cinta kepada alam sehingga kita bisa bersyukur kepada Allah SWT.
Dalam sambutan dari Ketua Komisariat Al Muntaha UNSIQ yang diwakilkan oleh sahabat Fahri (kaderisasi komisariat Al Muntaha) berpesan
“Bahwa dalam berproses di PMII yang paling utama bukanlah diri kita menjadi menjadi lebih baik atau tidak, tapi dimana kita semua bisa saling menggandeng tangan dan bisa saling menjaga antar sesama anggota untuk konsisten berproses di PMII”
Kegiatan tadabur alam ini diisi dengan serangkaian perlombaan outdor tradisional, seperti lomba gerobak sodor dan estafet air. Ada juga perlombaan yang mengasah kefokusan peserta yaitu lomba konsentrasi.
Harapan diselenggarakannya kegiatan ini adalah mencetak kader berintelektual tinggi dengan sebuah tindakan yang selalu mencintai alam raya dan juga supaya ghiroh santri dalam dirinya menjadi sebuah gairah Islam rahmatan lilalain.
Sama halnya yang diharapkan juga oleh ketua raton Al imam sahabat Ahmad Munawir setelah usai kegiatan ini bisa menambah jiwa-jiwa santri yang bermartabat dan bersosial.
“Santri bukan siapa dia yang tinggal dipondok saja, namun kita kader PMII juga merupakan santri, lebih tepatnya santri pergerakan”, tegas sahabat Ahmad munawir. (Nurul Milah)
DARI DESA MEMBACA KAMPUNG HALAMAN