Jurnal Warga, daridesa.com — Pendidikan merupakan unsur penting dalam berkembangnya kemajuan sumber daya manusia di sebuah desa. Adanya pendidikan ditandai sebagai sebuah pertumbuhan yang makmur dalam suatu daerah atau lingkungan. Pada hakikatnya, generasi yang hebat terbentuk akibat dari kepedulian yang kuat. Apalagi melihat sisi Pendidikan di ranah usia dini, merupakan hal yang amat penting demi terciptanya ekosistem yang baik terhadap pendidikan selanjutnya. Dalam hal ini, tentunya pendidikan membutuhkan peran yang banyak dari kepedulian sesama masyarakat. Di Desa Cigugur Girang tepatnya RW 17, terdapat Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang kondisinya sedikit mengkhawatirkan. Karena TPA tersebut hanya memiliki tiga pengajar, sedangkan terdapat enam kelas yang harus mendapatkan pelajaran. Karena kondisi tersebut, maka pengajar disana diharuskan masuk kedalam kelas yang berbeda secara bersamaan. Dalam satu waktu memberikan materi dan kemudian memberikan tugas di kelas yang berbeda. Maka kondisi tersebut terbilang memprihatinkan.
Hal ini diketahui oleh kelompok mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kelompok tersebut berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan anggota dari berbagai fakultas dan jurusan yang berbeda. Kelompok KKN tersebut dinamai Kelompok KKN 72 atau dengan nama KKN CIGU yang diambil dari nama Desa Cigugur Girang. Kelompok KKN tersebut melaksanakan beberapa program, salah satunya yaitu Program Kelayakan Pendidikan. Program tersebut dinamai dengan Program Pemberdayaan Pendidikan di TPA Al-Amin. Mahasiswa memberikan bantuan dengan melakukan kegiatan pengajaran terhadap anak-anak, terutama berkaitan dengan materi yang jarang sekali diajarkan oleh pengajar di sekolah tersebut. Dalam pemberdayaan pendidikan terdapat beberapa program pengajaran didalamnya. Yaitu Pendidikan Tayamum, Pendidikan Adab, Pendidikan Al-Qur’an dan Pendidikan Haji. Dalam berlangsungnya program tersebut, dibagi ke dalam hari yang berbeda. Pengajaran tersebut dilaksanakan selama lima hari. Keempat materi dibagi kedalam empat hari, kemudian satu hari digunakan untuk penutupan dan hiburan bersama seluruh keluarga TPA Al-Amin.
Selama berlangsungnya Pengajaran, terlihat antusiasme anak-anak terhadap kakak-kakak yang mengajar dari Mahasiswa. Tentunya, hal itu menciptakan energi baru dan ekosistem yang berbeda dari sebelumnya. Dengan adanya bantuan dari pihak KKN, diharapkan pihak sekitar desa lebih memperhatikan kembali agar mendapatkan pengajar yang cukup sesuai jumlah kelasnya. Karena dengan hal itu akan menciptakan suasana yang berbeda dan lebih hidup dari sebelumnya. Semakin banyak yang mendukung, maka semakin kuat akar pendidikannya. Karena usia dini dan usia anak harus mendapatkan hak sangat baik terhadap pendidikan.
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman