Malang, daridesa.com – Kepala Desa Bagelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur Budiono mempersiapkan enam hektar tanah untuk mewujudkan pengembangan program ketahanan pangan. Hal ini sebagai upaya mendukung program desa edu agrowisata.
“Lahan yang tersedia untuk dikembangkan dalam program ketahanan pangan ini seluas enam hektare, tapi baru 1,5 hektare yang digunakan untuk sayur kubis. Rencananya sisanya akan ditanami jeruk, wortel dan cabai,” katanya dalam keterangan tertulis, sebagaimana dilansir dari halaman kom desa. Jumat (21/04).
Ia juga mengatakan bahwa proses pengembangan program ketahanan pangan Desa Bangelan tersebut juga didukung oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta program corporate social responsibility (CSR) Bank BRI. Edu Agrowisata juga ditunjang oleh sejumlah tanam komoditas hortikultura yang berjarak 200-300 meter dari titik tersebut.
“Konsepnya seputar areal lahan program ketahanan pangan berbasis hortikultura ini akan dibuatkan jalan yang bisa dilalui mobil pengunjung menuju kawasan wisata alam Tanaka,” katanya.
Dalam keterangan lain, Camat Wonosari Desy Ariyanti mengatakan bahwa pihaknya saat ini telah mendorong desa-desa yang berada di daerahnya untuk selalu mengembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing.
“Saat ini, setidaknya ada dua desa yang telah memiliki wisata tematik yaitu Desa Bangelan dengan andalan Edu Wisata Air Tanaka dan kini didukung pengembangan program hortikultura,” ujarnya.
Beberapa Desa di Kecamatan Wonosari juga turut mengembangkan konsep wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki, seperti diantaranya adalah kampung kopi, kampung rosela, kampung toga dan lain sebagainya.
“Desa-desa lainnya di Kecamatan Wonosari harus dikembangkan dengan basis potensi yang ada,” kata Desy.
Terakhir, senior BRIN Anang memiliki ketertarikan terhadap Desa Bangelan dikarenakan memiliki rencana untuk menyiapkan areal tanam holtikultura yang diharapkan mampu sebagai produsen komoditas seperti di Kecamatan Pujon.
“Potensi serta areal lahan Desa Bangelan sangat cocok untuk kawasan lahan hortikultura. BRIN memberikan bimbingan teknis tidak hanya saat masa tanam tetapi juga pascapanen termasuk memperkenalkan industri pengolahannya,” pungkasnya.
Berita Dari Desa | Membaca Kampung Halaman