Jurnal Warga, Daridesa.com – Purwakarta adalah Kabupaten hasil pemekaran daerah yang sebelumnya satu bagian dengan Kabupaten Karawang. Setelah pemekaran dan sebelum disebut-sebut sebagai “kota seribu patung” Purwakarta pernah dikenal menjadi “Kota Tasbih” karena banyaknya pesantren dan kiyai yang tumbuh dan tinggal disana.
Dari banyaknya pesantren di kota itu, saya pernah berkunjung dan menjalani program acara Baksos di satu pesantren yang menaungi anak yatim untuk belajar dan diberi pendidikan. Pada mulanya. Saya dan teman-teman organisasi yang berkuliah di purwakarta, mencari informasi tentang panti asuhan untuk dijadikan tujuan penggelaran acara Baksos dari organisasi eksekutif kampus kami.
Kemudian pencarian itu berhenti di salah satu usulan anggota yang memberikan alamat Pondok Pesantren anak yatim tersebut. Singkat cerita. Ketika sampai di lokasinya tidak ada yang istimewa, semua tampak seperti sewajarnya Yayasan keagaman dengan bangunan asrama, kelas, tulisan informasi berbahasa arab dan kaligrafi dimna-mana.
Pondok Pesantren anak yatim itu dinamai Insan kamil Payatiman, bertempat di Jl. A. Yani Sukarata Rt. 15 Rw. 05 Kelurahan Cipaisan, Kabupaten Purwakarta, dengan pimpinannya yaitu, KH. Drs Asep Himtoya S.Ag dan Kepala madrasahnya, Cucu Komariah, S.Pd.I. M. Pd, yang juga sebagai istri dari Pimpinan Pondok Pesantren Insan Kamil Payatiman. Ponpes Insan Kamil Payatiman ini berbasis semi Pesantren Modern.
Mempunyai visi untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter, unggul dalam prestasi, berwawasan terampil dan mandiri yang dilandasi keimanan dan ketakwaan dan misinya adalah menciptakan peserta didik yang berprestasi, berwawasan dan berakhlakul karimah.
Mengamalkan pembiasaan perilaku disiplin, jujur dan bertanggung jawab beramal soleh dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan siapapun dan terkhusus untuk para anak-anak yang sudah ditinggal meninggal oleh orang tuanya bisa mendapatkan pembelajaran dengan mutu yang setara.
Bukan hanya sekedar menampung dan mengayomi kehidupan anak-anak yatim. Ponpes Insan Kamil Payatiman juga memberikan perhatian lebih kepada mereka dengan menerapakan pola asuh asrama yang religius dan sistem pendidikan yang semestinya (sama dengan yang diterapkan di sekolah-sekolah negeri).
Dengan begitu para santri atau mahasiswa memliki daya kompetitif dan prestasi yang sama dan tidak tertinggal. Hingga saya tahu ketika kami berbincang dengan kepala madrasah beliau bercerita bahwa para santri atau murid Ponpes Insan Kamil Payatiman selalu mampu bersaing dalam mengikuti lomba-lomba akademik tingkat Kabupaten.
Menjadi susatu kebanggan bagi para guru dan pimpinan pondok pesantren ketika anak asuhnya bisa bersaing dan mampu mengimbangi kompetensi murid sekolah lain di tingkat kabupaten. Bangga karena memang umur Yayasan Ponpes itu nyatanya masih terbilang muda, dibangun pada tahun 2019 bulan 7 tanggal 15.
Jika dihitung dari waktu sekarang (2021) maka umurnya berarti baru 3 tahun. Suatu capaian baik untuk menjadi sebuah prestasi di waktu yang cepat. Selain capaian baik, yang dapat saya soroti adalah peluang dan solusi untuk para oraganisasi dan aktivis purwakarta yang hendak menjalankan kegiatan bakti sosial. Pondok Pesantren ini bisa dikatakan tepat untuk kita yang akan melakukan program kerja pengabdian masyarakat.
Bukan bermaksud mempromosikan Yayasan tersebut dengan membujuk orang-orang untuk menyumbang, karena barangkali memang bukan itu kebutuhan pesantren insan kamil payatiman inginkan. Terakhir pembicaraan yang kami lakukan dengan kepala madrasah, beliau mengungkapkan tentang apa yang dibutuhkan oleh pesantrennya itu adalah dedikasi para aktivis (yang berkegiatan bakti sosial) dalam membantu para santri atau murid untuk bisa mendapatkan pengetahuan yang baru dan luas.
Oleh karena apa yang sudah saya jabarkan, maka barangkali saran saya untuk organisasi Purwakarta mana pun, Pondok Pesantren Insan Kamil Payatiman adalah solusi atau jawaban bagi kalian yang sedang mencari tempat untuk bakti sosial, ataupun mencari tempat untuk pengabdian. Pada akhirnya saya sendiri pun, sekarang kembali lagi ke Pondok Pesantren Insan Kamil Payatiman untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata bersama kelompok.
Lalu bentuk penganbdian atau kegiatan yang saya dan teman-teman kelompok KKN lakukan adalah memberi pembelajaran dan pemberdayaan seputar literasi finansial di sana dengan sasarannya yang tertuju kepada para stakholder, tapi sayanganya kami lakukan kegiatan tersebut melalui jalur online atau Daring. Tapi tentu itu tidak membatasi usaha kami dalam mendukung dan membantu yayasan Insan Kamil Payatiman ini.
Penulis: Muhammad Hilmy Almuyassar. Mahasiswa Program Studi PSTI (Pendidikan Sistem Teknologi Informasi) UPI kampus daerah Purwakarta.
DPL KKN: Dian Permata Sari, S.Kom.,M.Kom