Bandung, Daridesa.com – Tim program krativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI Bandung) melakukan penelitian tentang “Radikalisme di Sekolah Menengah Atas kota Bandung”.
Ketua tim PKM UPI, Muhammad Nur Imanulyaqin menjelaskan, “penelitian ini dilatar belakangi oleh berbagai riset yang menyatakan kalau angka radikalisme di Indonesia masih sangat tinggi. Misalnya saja data perhitungan hasil proyeksi yang menyebutkan bahwa potensi pelaku tindak radikal di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 7,7% dari total 11 juta penduduk. Kemudian hasil survei lainnya juga menyebutkan kalau 4% atau sekitar 10 juta warga Indonesia mendukung ISIS dan kebanyakan pendukung tersebut merupakan anak muda” tuturnya kepada daridesa.com
Tambah Imanulyaqin, Kemudian setelah dilihat lebih dalam lagi ternyata angka radikalisme yang tinggi tersebut salah satunya disebabkan oleh jenjang SMA yang ada saat ini masih menjadi tempat yang nyaman untuk paham radikal berkembang bahkan paparannya bisa sampai masuk ke ruang kelas. Maka dari itu perlu dilakukan deteksi secara masif untuk mengetahui apakah siswa SMA di kota Bandung juga banyak yang terpapar atau tidak.” Jelas Iman
Tim peneliti terdiri atas Muhammad Nur imanulyaqin yang merupakan mahasiswa dari program studi Pendidikan Sosiologi angkatan 2017, kemudian Asep Soleh yang merupakan mahasiswa dari program studi Ilmu Pendidikan Agama Islam angkatan 2018, dan Dwi Gita cahyanurani yang merupakan mahasiswa dari program studi Pendidikan Kewarganegaraan angkatan 2018. Tim peneliti ini dibawah bimbingan Asep Dahliyana, S. Pd., M.Pd.
Menurut tim, penanganan radikalisme di sekolah itu tidak boleh hanya berfokus pada karakteristik radikalisme ISIS dan Al-Qaeda saja, karena pada pada dasarnya kedua kelompok tersebut hanya salah satu dari banyaknya kelompok radikal yang berkembang di Indonesia. Perlu ada penanganan radikalisme yang mampu memperhatikan berbagai kelompok radikal seperti halnya HTI, PKI, kemudian karakteristik yang mirip kelompok kriminal bersenjata dan lainnya karena pada dasarnya mereka memiliki kebahayaan yang sama besar dalam implementasinya dilapangan.
“Kemudian lanjutnya, hasil penelitian mereka pun menyebutkan kalau tipe karakteristik radikal selain ISIS dan Al-Qaeda memang ditemukan di kalangan siswa sekolah menengah atas, sehingga tidak boleh diabaikan eksistensinya”.
Dalam penelitian ini Tim PKM UPI akan menguak bagaimana tingkat radikalisme di kalangan siswa sekolah menengah atas, kemudian bagaimana indikasi affiliasinya, bagaimana sumber dan faktor penyebabnya serta bagaimana solusinya. “Harapannya melalui penelitian ini mampu menjadi acuan bagi penyelesaian radikalisme yang ada dikalangan siswa yang kian hari kian masif,” Ucap Iman.
Dosen pembimbing dalam penelitian ini, Asep Dahliyana mengatakan “penelitian ini sangat penting mengingat kasus radikalisme di Indonesia selalu mengalami gejolak setiap tahunnya. Selain itu, kasus teror pun selalu terjadi tiada henti. Jika radikalisme ini tidak segera ditangani dengan baik maka sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI”. Kata Dosen UPI Bandung ini. (Red)
Berita dari desa | Membaca kampung halaman