Daridesa.com | Purwakarta – Kepala Bidang (Kabid) Kepemudaan Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Purwakarta siap menyukseskan Kegiatan Lomba Lintas Lembah dan Bukit (L3B) ke-9 se-Jawa Barat.
Perlombaan akan digelar oleh Forum Remaja Tegalwaru (FRT), pada 4 April 2020 mendatang, di SMPN 1 Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat.
Selain dinilai kegiatan yang sangat positif dalam melatih kreativitas, lomba tersebut juga diselenggarakan oleh berbagai organisasi yang tergabung dalam Forum Remaja Tegalwaru (FRT), yakni dari mulai DKR Tegalwaru, Koordinator Paskibra Kec. Tegalwaru, Forum Relawan Tegalwaru, PAC IPNU Tegalwaru, PAC IPPNU Tegalwaru, Kosapala Kec. Tegalwaru, Pencak Silat Cari Wargi Harapan, Viking Tegalwaru, Saka Kencana dan juga Saka Bhakti Husada.
Hal itu disampaikan langsung Kabid Kepemudaan Disporaparbud Purwakarta, Ahmad Arif Imamulhaq, S. Fil.
“Kami siap menyukseskan kegiatan Lomba Lintas Lembah dan Bukit (L3B) ke-9 se-Jawa Barat ini,” ujar Kabid Kepemudaan Ahmad Arif saat diwawancarai di Disporaparbud, Jum’at (13/03)
“di L3B ke-9 ini sudah terdata 57 Regu yang sudah terdaftar di Panitia, dan masih bisa terus bertambah hari ke hari, karena sampai saat ini Panitia masih terus membuka pendaftaran,” lanjut Ahmad Arif.
Menurutnya, mengapa kegiatan ini sangat penting, sebab L3B ini selain melatih kebersamaan juga tentunya melatih kreativitasnya.
“Itu mangkanya saya menilai sangat penting kegiatan ini. Dan juga, karena lomba ini mengikutsertakan Pelajar seluruh Jawa Barat dari mulai tingkatan SD/Sederajat, SMP/Sederajat hingga SMA/Sederajat. Selain menjadi ajang perlombaan, ini juga merupakan ajang silaturahmi antar Pelajar se-Jawa Barat,” tutupnya.
Kemudian, M Ahmad Yani selaku Ketua Pelaksana L3B Ke-9 bersama Sekretarisnya Ibnu Ramadhan saat ditemui di Disporaparbud Purwakarta, mengungkapkan bahwasannya mereka siap mengawal penuh kegiatan ini sampai tuntas.
“L3B ke-9 ini akan menghasilkan bibit-bibit unggul untuk Indonesia, yang kita cintai ini,” tutup Ahmad Yani. (Red)
Kabar dari desa | Membaca kampung halaman